Penuntun Jiwa: Tentang Al-Qur'an
Tampilkan postingan dengan label Tentang Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tentang Al-Qur'an. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 Februari 2018

Al-Qur'an Sebagai Pedoman Untuk Menjalani Kehidupan

Assalamu’alikum Wr. Wb.


Hadirin semua yang dirahmati Allah

Segala puji bagi Allah, yang telah menganugerahkan segala nikmat kepada kita terus menerus, siang dan malam tanpa perhitungan, yang maha terjaga, yang tidak pernah mengantuk dan tidak tidur, yang maha hidup abadi dan maha memelihara semua makhluknya.

Pemberian-Nya tidak terhitung dan terkira, tak ada ungkapan syukur yang terucap dari Lisan sang hamba yang lemah dan hina ini, melainkan ucapan Al-Hamdulillahi robbil ‘alamin..

Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita, Pujaan hati kita, kekasih hati ribuan juta muslim di dunia, Muhammad bin Abdillah yang berbudi luhur dan mulia nasabnya dengan semulia-mulia ucapan dan do’a baginya.

......Allahumma sholli wasallim wabarik alaih wa’ala ‘alaih....

Pembaca semua yang dirahmati Allah,

Cukuplah bagi kita sebagai generasi umat Islam saat ini, sebagai Umat Nabi Muhammad yang teristimewa, meyakini dengan sepenuh hati bahwa Al-Qur’an sebagai sebaik-baik petunjuk hidup, sumber kebahagiaan dan jalan keselamatan, Meyakini dan meridhoi semua hal-hal yang telah Allah atur dalam Al-Qur’an yang mulia. 

Allah berfirman, 



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

الم
1. Alif laam miim.
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,


Kalau kita meyakini Islam sebagai Agama yang benar di sisi Allah Pasti meyakini pula Wahyu Allah yaitu Al-Qur’an dan meyakini pula bahwa Nabi pembawanya Nabi Muhammad SAW,

lantas bagi kita generasi muda penerus perjuangan Islam apa hanya bwrmodalkan percaya dalam hati saja sudah cukup bagi kita ?

Perlu kita ketahui bahwa Tidak diterima Amal saleh tanpa iman, dan tidak pula dianggap iman tanpa amal saleh. Keduanya kata nabi harus berjalan seiring. 

Iman ibarat akar pohon, dan amal saleh adalah buahnya. Buah yang ‎banyak serta manis adalah bukti dari kesuburan pohon, dan pohon yang kuat menyebabkan ‎terawat-nya buah yang baik. 

Oleh karena itu, keimanan dan perbuatan sangat erat hubungannya. kata amal selalu di sertai penyebutan-nya dengan keimanan dalam sebagian besar ayat-ayat Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman:

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.( QS. Al-Baqoroh ayat 25 )


Nabi juga bersabda yang artinya : “Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan tanpa iman.” (HR. Ath-Thabrani).


Pembaca yang berbahagia..

Setelah Beriman maka ber amal shalih harus berpedoman pada “Al-Qur’an” sebagai jalan hidup, artinya Al-Qur’an sebagai landasan pertama setiap amal / langkah kita hidup di dunia ini, mencakup segala hal : Pola berfikir, cara bersikap dan bertingkah laku , amaliah ibadah baik yang fardhu maupun yang sunnah.

Mari sedikit kita uraikan satu persatu,


1.Pola pikir


Pola berfikir yang sehat adalah pola berfikir yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tidak menyimpang dari Al-Qur’an, pola berfikir yang terbimbing oleh Allah melalui guru yang saleh. 

Sebagai generasi terpilih Jauhkan diri kita berfikir bebas yang mengarahkan diri kepada kesesatan, kemusyrikan dan penentangan terhadap Al-Qur’an. 

Penyakit yang menggejala saat ini adalah disebabkan oleh kebanyakan orang tidak pernah menyaring apa-apa yang telah kita terima, lebih-lebih yang suka buka-buka internet dan bertanya pada mbah google, banyak yang terjerumus pada kesesatan pemikiran, yang banyak dialami oleh pemuda-pemuda yang notabene baru mendalami Islam.

Seharusnya mereka mempunyai filter yang kuat dan harus pandai meneliti dan mengetahui sumber situs yang sesuai dengan Al-Qur’an dan ahlus sunnah waljama’ah dan menyaring situs-situs yang berdalih islam tetapi menghancurkan aqidah umat islam.

Lantas filternya apa ?

Yang jelas filternya harus diperoleh langsung dari seorang guru yang mempunyai kemampuan ilmu dan benar-benar orang yang beriman.

Maka seharusnya ngaji dahulu pada guru, kiyai, ulama’ yang shalih langsung dengan waktu yang cukup sehingga memperoleh bekal ilmu agama yang menyeluruh, juga suka duduk di majelis ilmu, majelis dzikir maupun majelis sholawat.


2. Sikap dan Tingkah Laku


Cara bersikap dan bertingkah laku yang sebenarnya harus diutamakan, sebagai generasi muda haruslah menggunakan pedoman Al-Qur’an dalam bersikap dan bertingkah laku atau dengan kata lain kita memelihara akhlak yang qur’ani.

Nabi kita adalah cerminan ahlaq qur’ani, kemuliaan akhlaknya adalah pancaran dari nilai-nilai Al-Qur’an yang Mulia. 

Kita dengan mengikuti Akhlak nabi berarti kita berakhlakkan Al-Qur’an. Kita berbakti kepada orangtua, menyayangi keluarga, menghormati tetangga, mendo’akan sesama muslim adalah akhlak yang diajarkan nabi.


3. Amaliah Wajib dan Sunnah


Memelihara amaliah ibadah baik adalah selalu mengutamakan yang fardhu dan diimbangi yang sunnah, keduanya senantiasa kita  jaga secara istiqomah hingga akhir hayat, kita jalankan secara istiqomah karena Istiqomah lebih baik dari pada seribu karomah “istiqomah khoirum min alfi karomah” dan semua hanya mengharap ridho Allah SWT.

Kita menjalankan yang wajib itu sudah pasti, terus bagaimana dengan yang sunnah?

Tetapi memelihara yang sunah ini kadang terlupakan, padahal yang sunnah-sunnah ini sebagai penutup apabila ada kekurangan pada ibadah yang fardhu. Para kekasih Allah selalu memelihara yang sunnah dan ia merasa kesunahan itu wajib baginya.

Apakah kita sudah melaksanakan hal-hal seperti itu?

Jawabnya ya ada pada diri masing-masing dalam munajat dan tafakur kita nanti... dan semua hanya bagi yang mau berfikir.


Pembaca yang penuh dengan kemuliaan,

Dengan menjadikan Al-Qur’an menjadi pedoman dalam menjalani hidup juga berarti kita harus senantiasa mempelajari-Nya tanpa bosan-bosan dan mengamalkannya, belajar mulai dari buaian hingga liang lahat.

Dan kita akan menjadi sebaik-baik manusia “khoirukum man ta’allamal qur’an wa’allamahu” sabaik-baik kamu adalah orang yang belajar al-qur’an dan mengajarkannya.

Menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman untuk menjalani hidup adalah memelihara amal kebaikan yang diajarkan oleh Rasulullah secara istiqomah karena Allah yang didahului dengan keimanan, serta memelihara yang tiga :

  • Menjaga pola berfikir sehat sesuai al-qur’an dan sunnah,
  • belajar Ilmu agama pada guru yang shalaih , berbudi pekerti Al-Qur’an (yakni akhlak rasul), dan 
  • menjaga keistiqomahan dalam beribadah yang wajib maupun sunnah.


Demikianlah sekelumit pembahasan singkat,
Semoga dapat bermanfaat,

kurang lebihnya mohon ma’af, billahitaufiq walhidayah, Ihdinassirotol mustakim....

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jumat, 21 Oktober 2016

Keutamaan Bagi Pembaca Kitab Suci Al-Qur'an



Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasul-Nya, keluarga dan sahabatnya.

Kitab suci Al-Qur'an yang sampai saat ini sering kita membacanya telah berusia sekitar 14 abad, terhitung sejak nabi Muhammad SAW diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi pada sekitar 611 M. Jika di hitung dengan tahun Hijriyah, maka Mushaf yang ada sekarang ini sudah berumur 1.423 tahun. Suatu waktu yang bisa di bilang sangat lama untuk sebuah bangsa. Namun demikian, Al-Qur'an yang ada sekarang ini masih tetap seperti dulu pada saat diturunkannya pertama kali kepada nabi Muhammad SAW. Tidak ada satu ayat pun yang tertinggal, bahkan tidak ada satu kata atau huruf pun yang hilang.

Membaca Al-Qur'an adalah suatu keharusan yang sebenarnya telah diisyaratkan di dalam kitab itu sendiri, dimana hak bagi setiap muslim adalah agar selalu menjaga untuk membacanya.
Allah berfirman :

 Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut: 45)

 Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya. (QS. Al-Kahfi: 27)


Dan supaya aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". (QS. An-Naml: 92)


Dan membaca Al-Qur'an merupakan ibadah yang akan mendapatkan pahala disisi Allah SWT, nilai membaca Al-Qur'an terdapat dalam hadits yang artinya :

"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan di balas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf". [HR at-Tirmidzi dan Ibnu Mas'ud]

Penjelasan lain tentang keutamaan orang-orang yang selalu membaca kitab suci Al-Qur'an terdapat dalam Firman-Nya :


QS. Faathir: 29-30


Lebih lengkapnya tentang keutamaan-keutamaan orang yang membaca, belajar dan mengajarkan Al-Qur'an terdapat dalam beberapa hadits berikut ini ;

1. "Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya".(HR Bukhari)

"Orang yang membaca Al-Qur'an dengan mahir, ia akan bersama dengan malaikat yang mulia. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata dan masih ada tampak kesulitan, maka ia memperoleh dua pahala".(HR Bukhari-Muslim)

3. "Seorang Mukmin yang mampu membaca Al-Qur'an laksana buah jeruk; aromanya wangi dan manis rasanya.
Sementara seorang Mukmin yang tak mampu membaca Al-Qur'an laksana buah koran; tidak beraroma mesti manis rasanya.
Orang munafik yang mampu membaca Al-Qur'an laksana bunga; aromanya semerbak tapi pahit rasanya.
Adapun orang munafik yang tidak mampu membaca Al-Qur'an bagaikan pare; tidak beraroma dan rasanya pun pahit".( HR Bukhari-Muslim)

4. "Sesungguhnya dengan kalam ini (Al-Qur'an) Allah mengangkat derajat umat dan merendahkan yang lainnya".(HR Muslim)

5. "Bacalah Al-Qur'an, karena pada hari kiamat ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya".(HR Muslim)

6. "Seseorang tidak boleh hasud kecuali dalam dua hal.
Pertama, kepada seseorang yang telah Allah berikan Al-Qur'an dan menyibukkan diri dengan siang dan malam.
Kedua, kepada orang yang telah diberi harta oleh Allah dan ia memberikan infak siang malam".(HR Muslim)
Hasud adalah sikap sesorang yang mengharap agar nikmat yang di terima oleh orang lain hilang daripadanya, dan itu diharamkan oleh agama Islam. Sedangkan hasud yang terdapat dalam hadits tersebut adalah yang terkenal ghibthah, yaitu seseorang yang menginginkan untuk memperoleh kebaikan seperti yang diperoleh orang lain, tanpa berkeinginan nikmat yang diterima orang lain itu hilang darinya. Hasud ghibthah tersebut diperbolehkan dalam agama Islam.

7. Allah swt berfirman, "Siapa yang menyibukkan diri dengan Al-Qur'an dan berdzikir kepada-Ku (sehingga lupa) tidak meminta kepada-Ku, maka akan Aku berikan yang lebih baik dari pada yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Keutamaan kalam Allah dibandingkan dengan yang lainnya, laksana keutamaan Allah dibandingkan dengan para makhluk-Nya".(HR at-Tirmidzi)

8. "Orang yang mulutnya tidak pernah membaca Al-Qur'an, laksana rumah tua yang tak terawat yang ditinggalkan penghuninya".(HR at-Tirmidzi)

9. "Dikatakan kepada pemilik (pembaca-penghafal) Al-Qur'an, 'bacalah, lembutkanlah, dan tartikanlah, layaknya engkau bacakan di dunia. Kedudukannya adalah pada ayat-ayat terakhir yang engkau baca".(HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa'i)

10. "Siapa yang membaca Al-Qur'an serta berusaha mengamalkannya, maka kelak di hari kiamat, kedua orang tuanya akan di beri mahkota yang bersinar lebih baik daripada sinar matahari di dunia. Bagaimana menurutmu orang yang mampu melaksanakan hal ini?"(HR Abu Dawud)

11. "Bacalah Al-Qur'an, karena Allah tidak akan menyiksa hati orang yang menjaga Al-Qur'an.Al-Qur'an ini benteng Allah; siapa yang masuk kedalamannya akan aman. Dan berilah kabar gembira siapa saja yang mencintai Al-Qur'an".(HR ad-Darimi)

12. "Orang yang paling berhak menjadi imam suatu masyarakat adalah yang paling baik membaca Al-Qur'an".(HR Muslim)
Para ulama jumhur berpendapat bahwa membaca Al-Qur'an lebih utama dibandingkan membaca tasbih, tahlil, maupun zikir-zikir lainya.

Membaca Al-Qur'an adalah zikir yang paling baik. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap muslimin dan mukminat untuk selalu membaca (zikir) Al-Qur'an setiap hari agar hati selalu ingat kepada Allah, dan Allah selalu memberi petunjuk, sehingga hati menjadi tenang dan jernih.

Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Quran) yang Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat".
(QS. ar-Ra'd: 30)

Senin, 17 Oktober 2016

Tujuan Diturunkannya Kitab Suci Al-Qur'an


Rasulullah SAW. sebenarnya telah menantang orang-orang arab dengan Al-Qur'an, padahal Al-Qur'an itu sendiri diturunkan dalam bahasa mereka, dan mereka sendiri ahli dalam bahasa itu beserta retorikanya. Namun, mereka tidak mampu membuat apapun seperti Al-Qur'an atau membuat sepuluh surah saja, bahkan satu surah pun seperti Al-Qu'ran. Maka terbuktilah kemukjizatan Al-Qur'an dan terbukti pula kerasulan Muhammad SAW. Allah SWT telah menjaganya dan menjaga pula penyampaiannya yang beruntun, sehingga tidak ada penyimpangan atau perubahan apapun.

Tentang malaikat Jibril a.s. yang membawa Al-Qur'an, maka terbuktilah kemukjizatan Al-Qur'an itu, diantaranya dilukiskan oleh firman Allah :

193. dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
(QS. Asy-Syuuraa: 193)

19. sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),

20. yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ´Arsy,

21. yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.

22. Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.

23. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.

24. Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.
(QS. At-Takwir: 19-24)

77. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,

78. pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),

79. Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.
(QS. Al-Waaqi'ah: 77-79)


Dan Keistimewaan yang dimiliki Al-Qur'an sebenarnya adalah penyempurnaan dari kitab-kitab sebelumnya, dan keistimewaan yang demikian tidak dimiliki oleh kitab-kitab terdahulu, karena kitab-kitab itu diperuntukkan bagi satu waktu tertentu, maka benarlah Allah SWT dengan firman-Nya :

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)

Risalah Al-Qur'an disamping ditujukan kepada manusia, juga ditujukan kepada bangsa jin.
Allah SWT berfirman:

29. Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.

30. Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus

31. Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.
(QS. Al-Ahqaaf: 29-31)


Dengan keistimewaan itu, Al-Qur'an telah memecahkan problem-problem yang dihadapi manusia dalam berbagai segi kehidupan, baik jasmani dan rohani maupun segi kehidupan lainnya seperti, sosial dan ekonomi serta politik tentu saja dengan pemecahan yang sangat bijaksana, karena Al-Qur'an benar-benar diturunkan oleh Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji.

Pada setiap problem tersebut Al-Qur'an telah meletakkan sentuhannya yang mujarab dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk manusia guna melakukan langkah-langkah kehidupannya yang perlu diambil pada setiap zaman dan waktu. Dengan demikian Al-Qur'an selalu memperoleh kelayakannya disetiap waktu dan tempat serta suasana. Karena Kitab suci Al-Qur'an adalah kitab orang-orang Islam, dan Islam adalah agama yang abadi.

Al-Qur'an adalah obat yang paling mujarab untuk mengobati problem-problem manusia yang telah menyiksa hati nuraninya, memperbaiki moral dan akhlak manusia yang telah rusak, dimana sudah tidak ada lagi pelindung dari kejatuhannya dalam jurang kehinaan. Siapa pun yang mau mengikuti petunjuk Allah SWT. yang telah disampaikannya melalui Kitab Suci Al-Qur'an, maka kehidupannya tidak akan pernah celaka dan juga tidak akan pernah sesat.

Allah SWT. berfirman :

123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka

124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
(QS. Thaahaa: 123-124)


Untuk menerangi kehidupan agar menjadi terang, kaum muslimin sendirilah yang harus membangun obor ditengah-tengah gelapnya sistem-sistem dan prinsip-prinsip lain. Mereka harun menjauhkan diri dari gemerlapnya dunia yang sebenarnya adalah palsu. Mereka harus membimbing manusia yang terombang-ambing di lautan kebingungan dengan Al-Qur'an, sehingga bisa melihat pantai keselamatan dan berhasil menggapai pantai tersebut.

Sebenarnya apakah tujuan dibalik turunnya Al-Qur'an yang selalu kita peringati?

Dilihat dari berbagai segi kehidupan dan aspek di setiap kondisi manusia, maka Al-Qur'an yang selalu kita peringati waktu turunnya mempunyai tujuan, antara lain :

1. Untuk membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan semesta alam, keyakinan yang didalamnya tidak ada keraguan, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai suatu konsep teologis, tetapi lebih dari itu merupakan falsafah hidup dan kehidupan manusia.

2. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab,yakni bahwa umat manusia merupakan suatu umat ynag seharusnya dapat bekerja sama dalam bentuk pengabdian kepada Allah SWT. dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.

3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antara suku atau bangsa, melainkan kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat, natural dan supranatural, kesatuan ilmu, iman dan rasio, kesatuan kebenaran, kesatuan kepribadian manusia,  kesatuan kemerdekaan dan determinisme, kesatuan sosial, kesatuan politik, kesatuan ekonomi. Dan kesemuanya di bawah satu keesaan, yaitu keesaan Allah SWT.

4. Untuk mengajak manusia berpikir dan bekerjasama dalam bidang kehidupan bermasyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan mufakat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.

5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit, dan penderitaan hidup, serta pemerasan manusia atas manusia, dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan juga tentu saja adalah agama.

6. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang, dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok kehidupan manusia yang bermasyarakat.

7. Untuk memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatanwashatan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada keburukan dan kemunkaran.

8. Untuk menekankan peranan ilmu dan teknologi, guna menciptakan suatu peradaban yang sejalan dengan jatidiri manusia, dengan panduan Nur Ilahi.


Demikianlah tujuan diturunkannya Kitab Suci Al-Qur'an demi kebaikan kehidupan manusia.

Kamis, 06 Oktober 2016

Keistimewaan Kitab Suci Al-Qur'an





Al-Qur'an adalah kitab suci yang terakhir yang diturunkan Allah SWT dengan perantaraan malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW sebagai kunci kesempurnaan dan kesimpulan terbaik dari semua kitab-kitab suci terdahulu yang pernah diturunkan nabi-nabi dan rasul-rasul yang diutus Allah SWT sebelum nabi Muhammad SAW.

Allah berfirman:

إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ

Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),  [QS. At-Takwir: 19]


Al-Qur'an yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan satu-satunya nama pilihan yang sungguh tepat yang Allah berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk umat Islam, yang mempunyai kekuatan dan mempunyai kedudukan, karena tidak ada satu bacaan pun yang dapat menyamai apalagi menandingi  bacaan Al-Qur'an semenjak manusia mengenal tulisan dan bacaan sekitar limaribu tahun yang lalu.

Allah berfirman:

ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ

Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ´Arsy, [QS. At-Takwir: 20]



Dan sampai dengan saat ini Al-Qur'an terus dibaca oleh jutaan umat islam di seluruh dunia, walaupun mereka belum tentu mengerti makna dan arti serta tidak dapat menulis dengan huruf-hurufnya. Bahkan huruf demi hurufnya terus di hafalkan oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

Tidak ada bacaan satupun yang memperoleh perhatian lebih seperti bacaan Al-Qur'an, bukan hyanya riwayat dan sejarah secara umum yang diperhatikan secara lebih istimewa, tetapi juga dari ayat demi ayat nya, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada sebab-sebab serta waktu diturunkannya.

Al-Qur'an dipelajari bukan hanya dari susunan redaksi pemilihan kosakatanya, tetapi juga arti dan makna yang terkandung di dalamnya, baik yang tersurat dan tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Semua telah dituangkan dalam jutaan jilid buku, dari generasi sebelumnya sampai kepada generasi berikutnya. Kemudian apa yang dituangkan dari sumber yang tak pernah kering tersebut, berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kemampuan dan kecenderungan mereka, namun semuanya tetep selalu mengandung kebenaran. Al-Qur'an layaknya sebuah permata yang memancarkan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandang masing-masing.

Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang sangat teratur tata cara pembacaannya, mana yang di pendekan, di panjangkan, di pertebal atau di perhalus ucapannya, dimana tempat yang terlarang atau atau yang boleh, atau harus memulai atau berhenti, bahkan diatur lagu iramanya, sampai pada etika membacanya.

Tidak ada seorangpun yang telah mampu dan berani memainkan alat bernada nyaring dan demikian luas getaran yang diakibatkannya, seperti yang di baca Muhammad (Al-Qur'an)

Demikian terpadunya keindahan bahasa dalam Al-Qur'an, dengan ketelitian dan keseimbangannya serta kedalaman makna, kekayaan dan kebenarannya, kemudahan pemahaman dan kehebatan kesan yang ditimbulkannya.

Keagungan dan kesempurnaan Al-Qur'an bukan hanya diketahui atau dirasakan oleh mereka yang mempercayai dan mengharapkan petunjuk-petunjuknya, tetapi juga oleh semua yang telah mengenal secara dekat kepada Al-Qur'an.

Kemajuan dan perkembangan berpikir manusia senantiasa disertai oleh wahyu yang sesuai dan dapat memecahkan problem-problem yang dihadapi oleh kaum setiap rasul saat itu, sampai perkembangan itu mengalami kematangannya. Allah SWT menghendaki agar risalah Muhammad SAW muncul di dunia ini. Maka, di utuslah beliau disaat manusia sedang mengalami kekosongan para rasul, untuk menyempurnakan "bangunan" saudara-saudara pendahulunya (para rasul) dengan syari'atnya yang universal dan abadi, serta dengan kitab yang diturunkannya yaitu Al-Qur'an.

Al-Qur'an adalah risalah Allah SWT untuk setiap manusia.






Firman Allah yang menyebutkan hal tersebut:


قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
 ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

158. Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".[Al-A'raaf: 158]


تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,[Al-Furqaan: 1]


مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.[Al-Ahzab: 40]


وَيَضِيقُ صَدْرِي وَلَا يَنْطَلِقُ لِسَانِي فَأَرْسِلْ إِلَىٰ هَارُونَ

Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun.[Asy-Syuuraa: 13]


نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ'

Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),[Asy-Syuuraa: 193]


إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ

Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril),[QS. At-Takwir: 19]


ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ

Yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ´Arsy,[QS. At-Takwir: 20]


مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ

Yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.[QS. At-Takwir: 21]


وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ

Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.[QS. At-Takwir: 22]


وَلَقَدْ رَآهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ

Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.[QS. At-Takwir: 23]


وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ

Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.[QS. At-Takwir: 24]


إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia,[QS. Al-Waaqi'ah: 77]


فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ

Pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh),[QS. Al-Waaqi'ah: 78]


لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.[Al-Waaqi'ah: 79]


وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا ۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan(nya) lalu mereka berkata: "Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)". Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.[QS. Al-Ahqaaf: 29]


قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ

Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.[QS. Al-Ahqaaf: 30]


يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.[Al-Ahqaaf: 31]


قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَىٰ

Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.[Thaahaa: 123]


وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".[Thaahaa: 124]

Selasa, 04 Oktober 2016

Kitab Suci Penuh Berkah




Segala puji bagi Allah SWT dzat Yang Maha Agung, Maha Mulia, Maha Pemurah, dan Maha Kaya akan segala keutamaan dan kebaikan. 

Yang telah menunjukkan kita kepada keimanan.

Yang mengutamakan agama Islam dari agama-agama yana lainnya.

Dan yang telah berkenan mengutus kepada manusia seorang yang paling mulia, paling utama, yang menjadi kekasih, hamba, dan Rasul-Nya, yakni Muhammad SAW, yang karenanya hancurlah segala kemusyrikan, kemaksiatan dan kemungkaran.

Allat telah memuliakan Nabi Muhammad SAW. berkat kitab suci Al-Qur'an yang mengandung mukjizat di segala zaman. Dengan Al-Qur'an itulah Nabi SAW mampu menundukkan segenap manusia dan jin, serta membungkam orang-orang yang suka menyimpang dan berbuat kerusakan di muka bumi. Allah SWT menjadikan Al-Qur'an sebagai musim semi bagi hati orang-orang yang mengerti, yang diciptakan demikian mudah untuk dibaca dan tetap aktual sepanjang masa, mudah untuk dihafal walaupun oleh orang-orang yang belum mengerti isi kandungannya.

Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam yang mengandung pesan sosial dan spirit keagamaan.

Al-Qur'an adalah kitab suci yang menyempurnakan dari kitab-kitab yang di turunkan oleh Allah SWT sebelumya.

Al-Qur'an adalah petunjuk kehidupan manusia dan obat segala kehidupan sosial manusia.

Al-Qur'an diperuntukan bagi umat Islam yang telah dipilih oleh Allah SWT sebagai umat terbaik di antara umat-umat lainnya.

Al-Qur'an berfungsi sebagai penjelas perkara dunia dunia dan agama, serta berisi tentang peraturan-peraturan umat dan kehidupan yang kekal di akhir zaman.

Membaca Al-Our'an dengan perenungan, pendalaman dan tadabbur merupakan salah satu dari sekian banyak sebab kebahagiaan dan kelapangan hati.

Allah menyifati Kitab-Nya ini sebagai petunjuk, cahaya dan penawar atas semua yang ada di dalam dada. Disamping itu, Allah juga menyifatinya sebagai rahmat.
Mari kita simak baik-baik firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di bawah ini :

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman."( QS. Yunus : 57 ). 

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
" Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ataukah hati mereka terkunci."( QS. Muhammad : 24 ).

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
" Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an ? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya ".( QS. An-Nisa : 82 ).

كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
" Ini adalah kitab yang Kami turunkan kepadamu dengan penuh berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mereka mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran ".( QS. Shad : 29 ).





Kalangan ahlul ilmi mengatakan :

 " Membacanya, mengamalkannya, menjadikannya sebagai sumber hukum, dan mengambil istinbath darinya sudah merupakan berkah."

Seorang yang shalih mengatakan : 

" Aku pernah merasakan kesuntukan (yang hanya diketahui oleh Allah) dan dilanda keresahan yang membatu. Maka segera aku mengambil mushaf Al-Qur'an dan membacanya.Tiba-tiba saja kesuntukan itu lenyap, dan Allah menggantikannya dengan kegembiraan dan keriangan."

إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
" Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus ".( QS. Al-Isra : 9 ).

يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
" Dengan kitab itu Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan ".( QS. Al-Maidah : 16 ).

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَٰكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
" Dan, demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami ".( QS. Asy-Syura : 52 ).

Kewajiban umat Islam adalah menaruh perhatian terhadap Al-Qur'an dengan membacanya, menghafalnya, maupun menafsirkannya.

Allah SWT telah menjanjikan bagi para pelestari kitab-Nya berupa pahala, dinaikan derajatnya, dan diberi kemenangan di dunia dan di akhirat.

Allah SWT berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,(Faathir : 29)

لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ
Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.(Faathir : 30)


Rasulullah bersabda yang artinya :

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya kepada orang lain".


Pada hadits lain Beliau juga bersabda yang artinya :

"Bacalah olehmu Al-Qur'an, karena pada hari kiamat nanti ia akan mendatangi orang yang membacanya sebagai pemberi syafaat".


Semoga yang sedikit ini bermanfaat...Marilah kita untuk senantiasa Mengajak Dan Menebar Kebaikan bagi sesama.

Sesungguhnya Allah SWT adalah sebaik-baik Dzat yang melindungi dan yang dimintai pertolongan.

Kami beristighfar kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga Allah melimpahkan shalawat, salam dan keberkahan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, keluarga dan para shahabatnya, serta seluruh pengikut beliau.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaa hailla anta astaghfiruka wa atubu ilaika...
Wassalam...

Selasa, 27 September 2016

Kewajiban Membaca Al-Qur'an Bagi Setiap Muslim





Segala Puji Bagi Allah, Tuhan penguasa alam semesta. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasul-Nya, keluarga dan sahabatnya.

Seringkali muncul pertanyaan yang berkenaan dengan Al-Qur'an, diantaranya ialah;

Apakah hukum membaca Al-Qur'an, wajib atau sunah?

Bagi pembaca semua mungkin juga pernah bertanya dalam hati atau mungkin malah pernah ditanya tentang hal tersebut, lalu bagaimana jawaban anda?

Dan diantara jawaban dari pertanyaan tersebut seringkali ada yang mengatakan bahwa hukumnya tidak wajib, bila membacanya tidak mengapa dan jika tidak membacanya tidak apa-apa.

Benarkah jawabannya seperti itu?

Jika memang pernyataan yang demikian benar, tentulah banyak orang akan meninggalkan Al-Qur'an.

Lantas bagaimana hukum bagi yang meninggalkan dan bagaimana pula hukum membacanya..!!

Sebenarnya telah diisyaratkan di dalam Al-Qur'an bahwa hak bagi seorang muslim selalu menjaga untuk membaca Al-Qur'an dan melakukan sesuai dengan kemampuan sebagai pelaksana atas perintah Allah SWT melalui firman-firman-Nya;

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Ankabut: 45)

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا
Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.(QS. Al-Kahfi: 27)

وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ ۖ فَمَنِ اهْتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ
Dan supaya aku membacakan Al Quran (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah: "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan. (QS. An-Naml: 92)

Dan keharusan untuk selalu menjaga untuk terus membaca Al-Qur'an juga karena sabda Nabi SAW, yang artinya:

"Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya dia datang memberinya syafaat bagi pembacanya di hari kiamat"
(Hadits Muslim no 804, dalam shalat Al-Musafirin wa Qashruhu, bab ll dari hadits Abu Umamah Al-Bahili)

Sebagai seorang muslim yang baik seharusnya bisa menjauhi dari meninggalkannya dan dari memutuskan hubungan dengannya, walau dengan cara apapun bentuk meninggalkan itu sesuai yang telah disebutkan oleh para ulama dalam menafsirkan makna hajrul Qur'an.

Imam Ibnu natsir Rahimahumullah berkata didalam tafsirnya
(Tafsir Ibnu Natsir 6/117) Allah berfirman SWT memberi kabar tentang Rasul dan Nabi-Nya, Muhammad SAW bahwa beliau berkata;

"Wahai Tuhanku, sesungguhnya mailku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan"

وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".(QS. Al-Furqon: 30)


Itu karena orang-orang musyrik tidak mau diam memperhatikan dan mendengarkan Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah :

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka (QS. Disisihkan: 26)


Bila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka membuat gaduh , hiruk pikuk dan perkataan-perkataan lain sehingga tidak mendengarkannya. Ini termasuk makna hujran Al-Qur'an.
Tidak beriman beriman kepadanya dan tidak membenarkannya termasuk makna hujran

Tidak mentadaburi dan tidak berusaha memahaminya termasuk hujranhujran. Tidak mengamalkannya, tidak melaksanakan perintahnya dan tidak menjauhi larangannya termasuk hujran.

Berpaling darinya kepada hal lain, baik berupa syair, percakapan, permainan, pembicaraan, atau tuntunan yang diambil dari selain Al-Qur'an, semua itu termasuk makna hujran.

( Disalin dari 70 fatwa tentang Al-Qur'an, penyusun Abu Anas Ali Bin Husain Abu Liz, hal 8-11. Darul Haq)

Sumber:
ar-risalah no 61/th.Vl 2006

Minggu, 25 September 2016

Kitab Al-Qur'an Dan Kaitannya Dengan Alam Semesta

Al-Qur'an dan Sains Modern


oleh Dr. Maurice Bucaille (Diedit oleh Dr. AA Bilal Philips)
Buku kecil ini oleh Dr Maurice Bucaille telah beredar selama sembilan belas tahun terakhir dan telah menjadi alat yang sangat efektif dalam menyajikan Islam kepada non-Muslim serta memperkenalkan umat Islam untuk aspek keajaiban ilmiah Al Qur'an. Hal ini didasarkan pada transkripsi kuliah yang diberikan oleh Dr. Bucaille di Perancis.
Dalam cetak ulang ini, memutuskan untuk meningkatkan presentasi dengan menyederhanakan bahasa dan mengedit teks dari format oral untuk format pamflet. Ada juga yang lewat referensi yang dibuat oleh penulis untuk bahan dalam bukunya, 
The Bible, Al-Qur'an dan Sainss (Alkitab, Al-Qur'an dan Sains).
Yang tentu sangat diperlukan penjelasannya. Dengan mengambil kebebasan dalam bukunya yang diperlukan penjelasan yang lebih rinci.
Beberapa catatan kaki juga ditambahkan untuk kejelasan dan hadits yang penulis sebutkan diganti karena inauthenticity nya. Ada juga beberapa koreksi terhadap materi sejarah tentang kompilasi Al-Qur'an.
Ini adalah harapan penulis, bahwa perbaikan yang sedikit ini akan membuat pekerjaan ini sangat baik bahkan lebih efektif dalam menyajikan wahyu terakhir Allah kepada umat manusia.
Dr Abu Ameenah Bilal Philips
Direktur / Islamic Information Center Dubai
UEA
Mei 1995
PENGANTAR
Pada tanggal 9 November, 1976, kuliah biasa diberikan pada French Academy of Medicine.judulnya adalah "Fisiologis dan Embriologis data dalam Al-Qur'an". Saya disajikan penelitian berdasarkan keberadaan pernyataan tertentu tentang fisiologi dan reproduksi dalam Al Qur'an. Alasan saya untuk menyajikan kuliah ini karena tidak mungkin untuk menjelaskan bagaimana teks diproduksi pada abad ketujuh bisa terdapat ide-ide yang hanya ditemukan di zaman modern.
Untuk pertama kalinya, penulis berbicara dengan anggota masyarakat yang belajar pada mata pelajaran medis dengan konsep dasar yang mereka semua tahu dengan baik. Tapi penulis juga berharap bisa dengan mudah menunjukkan laporan yang bersifat ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur'an dan mata pelajaran lain untuk spesialis dari disiplin ilmu lainnya.
Astronom, ahli zoologi, ahli geologi dan spesialis dalam sejarah bumi akan semua telah melanda, seperti paksa sebagai dokter, dengan kehadiran dalam refleksi Al Qur'an yang sangat akurat tentang fenomena alam. 
Refleksi ini sangat menakjubkan ketika kita mempertimbangkan sejarah ilmu pengetahuan, dan hanya dapat membawa kita pada kesimpulan bahwa mereka adalah tantangan untuk penjelasan manusia.
Tidak ada pekerjaan manusia dalam keberadaan yang berisi pernyataan seperti jauh melampaui tingkat pengetahuan waktu sebagai Al-Qur'an. pendapat ilmiah sebanding dengan yang di dalam Al-Qur'an adalah hasil dari pengetahuan modern. Dalam komentar untuk terjemahan Alquran yang muncul di bahasa-bahasa Eropa, saya hanya bisa menemukan referensi yang tersebar dan tidak jelas kepada mereka. komentator menulis dalam bahasa Arab juga tidak memberikan studi lengkap dari aspek Al-Qur'an yang berhubungan dengan hal-hal ilmiah. Inilah sebabnya mengapa ide sebuah studi komprehensif dari masalah menarik bagi penulis.
Selain ini, studi banding data yang sama yang terdapat dalam Alkitab (Perjanjian Lama dan Injil) tampak diinginkan. Dengan demikian, proyek penelitian dikembangkan dari perbandingan ayat-ayat tertentu dalam Kitab Suci masing-masing agama monoteis dengan pengetahuan ilmiah modern. Proyek ini menghasilkan publikasi sebuah buku berjudul, 
The Bible, Al-Qur'an dan Sains. Edisi Perancis pertama kali muncul di Mei 1976. Inggris dan edisi bahasa Arab telah sejak diterbitkan.

AGAMA DAN ILMU
Ada, mungkin, ilustrasi tidak lebih baik dari hubungan yang erat antara Islam dan ilmu pengetahuan dari pernyataan Nabi Muhammad yang sering dikutip:
"Mencari pengetahuan adalah wajib pada setiap Muslim."
"Hikmat adalah milik yang hilang dari orang beriman."
"Siapa pun yang mengikuti jalan mencari ilmu, Allah akan membuat jalan ke surga mudah."
Laporan dan banyak lainnya yang undangan benar untuk umat manusia untuk memperkaya pengetahuan mereka dari semua sumber. Ini tidak mengherankan, karena itu, untuk belajar bahwa dalam Islam agama dan ilmu pengetahuan selalu dianggap sebagai saudara kembar dan hari ini, di saat ilmu pengetahuan telah mengambil langkah besar seperti, mereka masih terus berhubungan.Juga tidak mengejutkan untuk belajar bahwa data ilmiah tertentu digunakan untuk pemahaman yang lebih baik dari teks Al-Quran. Apa yang lebih, dalam satu abad di mana, bagi banyak orang, kebenaran ilmiah telah ditangani luka yang parah untuk keyakinan agama, justru penemuan-penemuan sains itu, dalam pemeriksaan tujuan dari kitab suci Islam, telah menyoroti sifat supernatural dari wahyu dan keaslian agama yang diajarkan.
Ketika semua dikatakan dan dilakukan, pengetahuan ilmiah tampaknya, terlepas dari apa yang banyak orang mungkin berkata atau berpikir, menjadi sangat kondusif untuk refleksi tentang keberadaan Tuhan. Setelah kami mulai bertanya kepada diri sendiri, dengan cara berisi atau tanpa prasangka, tentang pelajaran metafisik akan berasal dari beberapa pengetahuan hari ini, (misalnya pengetahuan kita berkembang dari komponen terkecil dari materi atau pertanyaan seputar asal-usul kehidupan di dalam benda mati ), kami memang menemukan banyak alasan untuk berpikir tentang Tuhan. Ketika kita berpikir tentang organisasi yang luar biasa memimpin kelahiran dan pemeliharaan hidup, menjadi jelas bahwa kemungkinan itu menjadi hasil dari kebetulan mengurangi cukup jauh.
Sebagai pengetahuan kita tentang ilmu pengetahuan di berbagai bidang mengembang, konsep-konsep tertentu harus tampak semakin tidak dapat diterima. Misalnya, ide antusias diungkapkan oleh juara Prancis baru-baru ini hadiah Nobel untuk obat, yang materi hidup itu sendiri dibuat dari unsur-unsur kimia sederhana karena keadaan kebetulan. Kemudian dari titik ini mengklaim bahwa organisme hidup berevolusi, yang mengarah ke makhluk yang sangat kompleks yang disebut manusia. Bagi saya, akan terlihat bahwa kemajuan ilmiah yang dibuat di understandithe kompleksitas yang fantastis dari makhluk yang lebih tinggi memberikan argumen kuat yang mendukung teori yang berlawanan: bahwa keberadaan suatu organisasi yang luar biasa metodis memimpin pengaturan yang luar biasa dari fenomena kehidupan mengharuskan adanya Pencipta.
Di banyak bagian Kitab, Al Qur'an, mendorong semacam ini cerminan umum tetapi juga berisi data jauh lebih tepat yang secara langsung berhubungan dengan fakta yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern. Justru data ini yang latihan tarik magnet bagi para ilmuwan saat ini.


Al-Qur'an Dan Ilmu
Selama berabad-abad, manusia tidak mampu untuk mempelajari data tertentu yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur'an karena mereka tidak memiliki sarana ilmiah yang cukup. Hanya hari ini bahwa banyak ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan fenomena alam telah menjadi dipahami. Sebuah pembacaan komentar tua di Al-Qur'an, namun pengetahuan penulis mereka mungkin telah di hari mereka, menjadi saksi kudus untuk total ketidakmampuan untuk memahami kedalaman makna dalam ayat-ayat tersebut. Aku bahkan bisa pergi sejauh mengatakan bahwa, pada abad ke-20, dengan kompartementalisasi yang terus meningkat pengetahuan, masih tidak mudah bagi ilmuwan rata-rata untuk memahami segala sesuatu dia membaca dalam Al-Qur'an pada mata pelajaran tersebut, tanpa jalan lain untuk penelitian khusus. Ini berarti bahwa untuk memahami semua ayat-ayat seperti Al-Qur'an, salah satu yang saat ini dituntut untuk memiliki pengetahuan yang benar-benar ensiklopedis merangkul banyak disiplin ilmu.
Saya ingin menekankan, bahwa saya menggunakan ilmu kata berarti pengetahuan yang telah nyenyak didirikan. Ini tidak termasuk teori yang, untuk sementara waktu, membantu untuk menjelaskan fenomena atau serangkaian fenomena, hanya untuk ditinggalkan nanti dalam mendukung penjelasan lain. Ini penjelasan yang lebih baru telah menjadi berkat lebih masuk akal untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Saya hanya berniat untuk berurusan dengan perbandingan antara pernyataan dalam Al-Qur'an dan pengetahuan ilmiah yang tidak mungkin menjadi subyek diskusi lebih lanjut. Di mana pun saya memperkenalkan fakta-fakta ilmiah yang belum 100% didirikan, saya akan membuatnya cukup jelas.
Ada juga beberapa contoh yang sangat langka pernyataan dalam Al Qur'an yang belum, belum, telah dikonfirmasi oleh ilmu pengetahuan modern. Saya akan mengacu pada ini dengan menunjukkan bahwa semua bukti yang tersedia saat ini menyebabkan para ilmuwan menganggap mereka sebagai sangat mungkin. Contoh dari ini adalah pernyataan dalam Al Qur'an bahwa hidup memiliki asal air.
QSAl-Anbiyaa: 30
30
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Pertimbangan ilmiah tidak harus, bagaimanapun, membuat kita lupa bahwa Al-Qur'an tetap menjadi agama keunggulan buku par dan bahwa hal itu tidak dapat diharapkan untuk memiliki tujuan ilmiah per se. Dalam Al-Qur'an, setiap kali manusia diundang untuk merenungkan keajaiban penciptaan dan fenomena alam banyak, mereka dapat dengan mudah melihat bahwa niat yang jelas adalah untuk menekankan Ilahi Mahakuasa. Fakta bahwa, dalam refleksi ini, kita dapat menemukan sindiran untuk data yang terhubung dengan pengetahuan ilmiah pasti lain dari karunia Allah yang nilainya harus bersinar di usia di mana ateisme ilmiah berdasarkan berusaha untuk mendapatkan kontrol dari masyarakat dengan mengorbankan keyakinan pada Tuhan . Namun Al-Qur'an tidak perlu karakteristik yang tidak biasa seperti ini untuk membuat alam supranatural terasa.laporan ilmiah seperti ini hanya salah satu aspek tertentu dari wahyu Islam yang Alkitab tidak berbagi.
Sepanjang penelitian, saya telah terus-menerus berusaha untuk tetap benar-benar objektif. Saya percaya saya telah berhasil mendekati studi Al-Qur'an dengan objektivitas yang sama yang dokter memiliki ketika membuka file pada pasien. Dengan kata lain, hanya dengan hati-hati menganalisis semua gejala dapat satu sampai pada diagnosis yang akurat. Saya harus mengakui bahwa itu pasti tidak iman dalam Islam yang pertama dipandu langkah saya, tetapi hanya keinginan untuk mencari kebenaran. Ini adalah bagaimana saya lihat hari ini.Itu terutama fakta-fakta yang, pada saat saya selesai studi saya, membawa saya untuk melihat Alquran sebagai teks ilahi-mengungkapkan itu benar-benar.

KEOTENTIKAN QUR'AN
Sebelum sampai ke esensi dari subjek, ada hal yang sangat penting yang harus dipertimbangkan: keaslian teks Al-Quran.
Hal ini diketahui bahwa teks Alquran itu baik dibacakan dari memori, selama waktu itu terungkap, oleh Nabi dan orang-orang percaya yang mengelilinginya, dan ditulis oleh ahli-ahli Taurat yang ditunjuk di antara para pengikutnya. Proses ini berlangsung selama kira-kira dua puluh tiga tahun di mana banyak salinan resmi dibuat. Salinan resmi dibuat dalam waktu satu tahun setelah wafatnya Nabi di instruksi dari Khalifah Abu Bakar.
Di sini kita harus mencatat titik yang sangat penting. Teks ini dari Al-Qur'an manfaat dalam persiapan aslinya dari keuntungan memiliki keasliannya diperiksa silang dengan teks dibacakan dari memori serta teks-teks tertulis resmi. Teks hafal adalah sangat penting pada saat tidak semua orang bisa membaca dan menulis, tapi semua orang bisa menghafal. Selain itu, kebutuhan untuk catatan tertulis termasuk dalam teks Alquran itu sendiri. Lima ayat pertama dari pasal al-'Alaq, yang kebetulan merupakan wahyu pertama dibuat untuk Nabi (S), mengungkapkan hal ini cukup jelas:
"Baca: Dalam nama Tuhanmu yang menciptakan. Yang telah menciptakan manusia dari entitas kemelekatan. Baca baca! Tuhanmu adalah yang paling mulia, yang diajarkan oleh pena. Siapa yang mengajari manusia apa dia tidak tahu "Qur'an, 
96:. 1-5  
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
ِ اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
2
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
3
اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ
4
الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
5
عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya

Ini adalah pasti kata-kata di "pujian dari pena sebagai sarana pengetahuan manusia", menggunakan ekspresi Profesor Hamidullah ini.
Kemudian datang kekhalifahan Utsman (yang berlangsung dari kedua belas dengan tahun dua puluh empat setelah kematian Muhammad).Dalam dua tahun pertama pemerintahan Khalifah 'Utsman, tujuh salinan resmi direproduksi dari naskah resmi dan didistribusikan ke seluruh area besar dunia yang sudah berada di bawah kekuasaan Islam. Semua salinan resmi yang ada pada waktu itu hancur dan semua salinan masa depan yang terbuat dari pejabat tujuh eksemplar.
Dalam buku saya, The Bible, Al-Qur'an dan Sains, saya kutip ayat-ayat dari Al-Qur'an yang berasal dari periode sebelum Hijrah (emigrasi Nabi dari Makkah ke Madinah pada tahun 622) dan yang menyinggung penulisan Al-Qur'an sebelum keberangkatan Nabi dari Makkah.
Ada, apalagi, banyak saksi untuk transkripsi langsung dari wahyu Qur'an.
Profesor Jacques Berque telah mengatakan kepada saya tentang pentingnya besar yang dia katakan dibandingkan dengan kesenjangan panjang memisahkan penulisan bawah dari wahyu Yahudi-Kristen dari fakta-fakta dan peristiwa yang berkaitan. Janganlah kita lupa bahwa hari ini kita juga memiliki sejumlah naskah dari versi tertulis pertama dari Al-Qur'an yang berasal dari periode waktu yang sangat dekat dengan waktu wahyu.
Saya juga akan menyebutkan fakta lain yang sangat penting. Kami akan memeriksa pernyataan dalam Al-Qur'an yang saat ini muncul untuk sekadar merekam kebenaran ilmiah, tapi yang laki-laki pada zaman dulu hanya mampu menangkap makna jelas. Dalam beberapa kasus, pernyataan ini benar-benar tidak bisa dimengerti. Mustahil untuk membayangkan bahwa, jika ada perubahan terhadap teks-teks, ini ayat-ayat jelas tersebar di seluruh teks Alquran, semua bisa lolos manipulasi manusia. Perubahan sedikit pun untuk teks akan secara otomatis menghancurkan koherensi yang luar biasa yang merupakan karakteristik mereka. Perubahan teks akan mencegah kita dari membangun keseluruhan sesuai dengan pengetahuan modern.Kehadiran laporan menyebar ke seluruh penampilan Qur'an (kepada pengamat yang tidak memihak) seperti ciri jelas keasliannya.
Al-Qur'an adalah wahyu diketahui oleh manusia dalam perjalanan dua puluh tiga tahun. Ini membentang dua periode panjang hampir sama di kedua sisi Hijrah. Dalam pandangan ini, wajar untuk refleksi memiliki aspek ilmiah yang akan tersebar di seluruh Book. Dalam sebuah penelitian, seperti yang telah kita buat, kita harus berkumpul kembali ayat-ayat sesuai dengan materi pelajaran, mengumpulkan mereka bab demi bab.
Bagaimana mereka harus diklasifikasikan? Saya tidak bisa menemukan indikasi dalam Al Qur'an menunjukkan klasifikasi tertentu, jadi saya memutuskan hadir mereka sesuai dengan salah satu pribadi saya sendiri.
Tampaknya kepada saya, bahwa subjek pertama yang menangani adalah Creation. Berikut adalah mungkin untuk membandingkan ayat-ayat mengacu topik ini dengan ide-ide umum lazim hari pada pembentukan alam semesta. Selanjutnya, saya membagi ayat-ayat di bawah judul umum berikut: Astronomi, Bumi, Hewan dan Kerajaan sayur, Manusia, dan Reproduksi Manusia pada khususnya. Selain itu, saya pikir itu berguna untuk membuat perbandingan antara narasi Alkitab dan Alquran di topik yang sama dari sudut pandang pengetahuan modern. Hal ini telah dilakukan dalam kasus Penciptaan, Banjir dan Exodus. Alasan bahwa topik ini dipilih adalah bahwa pengetahuan yang diperoleh saat ini dapat digunakan dalam penafsiran teks-teks.

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
Dari pemeriksaan penciptaan seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an, sebuah konsep umum yang sangat penting muncul: Narasi Qur'an sangat berbeda dari narasi Alkitab. Ide ini bertentangan dengan paralel yang sering salah ditarik oleh penulis Barat untuk menekankan kemiripan antara dua teks. Untuk menekankan hanya kesamaan, sementara diam-diam mengabaikan perbedaan-perbedaan yang jelas, adalah untuk mendistorsi realitas. Ada, mungkin, alasan untuk ini.
Ketika berbicara tentang penciptaan, ada kecenderungan kuat di Barat untuk mengklaim bahwa Muhammad disalin garis-garis besar yang disebutkan dalam Al-Qur'an dari Alkitab. Tentu adalah mungkin untuk membandingkan enam hari penciptaan seperti yang dijelaskan dalam Alkitab, ditambah satu hari ekstra untuk beristirahat pada hari Sabat Tuhan, dengan ayat ini dari bab al-A'raaf.
"Tuhanmu adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari." 

Al-Qur'an, 7:54
54
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ ۗ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
54. Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

Namun, harus menunjukkan bahwa tafsir modern menekankan penafsiran kata ayyaam Arab, (salah satu terjemahan yang 'hari'), sebagai yang berarti 'waktu lama' atau 'usia' daripada periode dua puluh empat jam.
Apa yang tampaknya menjadi penting mendasar bagi saya adalah bahwa, berbeda dengan narasi yang terdapat dalam Alkitab, Alquran tidak berbaring berurutan untuk penciptaan bumi dan langit. Hal ini mengacu baik ke langit sebelum bumi dan bumi sebelum langit, ketika berbicara tentang penciptaan pada umumnya, seperti dalam ayat ini bab Taa Haa:
"(Allah) yang menciptakan bumi dan langit di atas." 
Qur'an, 20: 4
4
تَنْزِيلًا مِمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَى
4. yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi.

Bahkan, gagasan yang berasal dari Al-Qur'an adalah salah satu dari paralelisme dalam evolusi langit dan bumi. Ada juga potongan dasar informasi mengenai keberadaan massa gas awal (dukhaan) yang unik dengan Al Qur'an. Serta deskripsi dari unsur-unsur yang, meskipun pada awalnya yang menyatu bersama (ratq), mereka kemudian menjadi terpisah (fatq). Ide-ide ini disajikan dalam bab Fussilat dan al-Anbiyaa:
"Tuhan kemudian naik memutar ke arah langit itu masih merupakan asap" 
Qur'an, 41:11
11
ثُمَّ اسْتَوَىٰ إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
"Jangan orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi disatukan, kemudian saya membagi mereka terpisah?" 

Qur'an, 21:30

Menurut ilmu pengetahuan modern, proses pemisahan mengakibatkan pembentukan beberapa dunia, sebuah konsep yang muncul puluhan kali dalam Al-Qur'an. Misalnya, melihat bab pertama dari Al-Qur'an, al-Fatihah :( "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." Qur'an, 1: 1). Ini referensi Qur'an adalah a11 dalam perjanjian sempurna dengan ide-ide modern tentang keberadaan nebula primer (galaksi debu), diikuti oleh pemisahan unsur-unsur yang mengakibatkan pembentukan galaksi dan kemudian dibintangi dari mana planet lahir. Referensi juga dibuat dalam Al Qur'an untuk penciptaan perantara antara langit dan bumi, seperti yang terlihat dalam bab al-Furqaan:
"Allah adalah orang yang menciptakan langit, bumi dan apa yang di antara mereka ..." 
Qur'an, 25:59
59
الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۚ الرَّحْمَٰنُ فَاسْأَلْ بِهِ خَبِيرًا
59. Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas ´Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.

Akan terlihat bahwa penciptaan perantara ini sesuai dengan penemuan modern jembatan materi yang hadir di luar terorganisir sistem astronomi.
Survei singkat dari paparan Al Qur'an penciptaan jelas menunjukkan kepada kita bagaimana data ilmiah modern dan pernyataan dalam Al-Qur'an secara konsisten menyepakati sejumlah besar poin.Sebaliknya, fase berturut penciptaan disebutkan dalam teks Alkitab benar-benar tidak dapat diterima. Misalnya, dalam Kejadian 1: 9-19 penciptaan bumi (pada hari ke-3) ditempatkan sebelum itu dari langit (pada hari ke-4). Ini adalah fakta yang diketahui bahwa planet kita berasal dari bintang sendiri, matahari. Dalam keadaan seperti itu, bagaimana orang bisa mengklaim bahwa Muhammad, penulis seharusnya Al-Qur'an, menarik inspirasi dari Alkitab. pernyataan seperti itu akan berarti bahwa, atas kemauannya sendiri, ia mengoreksi teks Alkitab untuk sampai pada konsep yang benar tentang pembentukan alam semesta. Namun konsep yang benar dicapai oleh para ilmuwan berabad-abad setelah kematiannya.

ASTRONOMI
Setiap kali saya menjelaskan kepada Barat rincian Qur'an berisi tentang titik-titik tertentu astronomi, itu adalah umum bagi seseorang untuk menjawab bahwa ada yang tidak biasa dalam hal ini karena orang-orang Arab membuat penemuan penting di bidang astronomi jauh sebelum bangsa Eropa. Tapi, ini adalah ide yang keliru yang dihasilkan dari ketidaktahuan sejarah. Di tempat pertama, ilmu pengetahuan dikembangkan di Dunia Arab pada waktu yang cukup setelah wahyu Al-Qur'an telah terjadi. Kedua, pengetahuan ilmiah lazim di titik puncak dari peradaban Islam akan membuat mustahil bagi setiap manusia telah pernyataan di langit sebanding dengan yang di dalam Al-Qur'an tertulis. Materi tentang hal ini begitu luas bahwa saya hanya dapat memberikan gambaran singkat dari sini.

Matahari dan Bulan.
Sedangkan Alkitab berbicara tentang matahari dan bulan sebagai dua lampu hanya berbeda dalam ukuran, Al-Qur'an membedakan antara mereka dengan menggunakan istilah yang berbeda: cahaya (noor) untuk bulan, dan lampu (Siraaj) untuk matahari.
"Apakah Anda melihat bagaimana Allah menciptakan tujuh langit, satu di atas yang lain, dan membuat di dalamnya bulan cahaya dan matahari lampu?" 
Qur'an, 78: 12-13
12
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا
12. dan Kami bina di atas kamu tujuh buah (langit) yang kokoh,

13
وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا
13. dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari),

Bulan adalah sebuah badan inert yang memantulkan cahaya, sedangkan matahari adalah benda angkasa dalam keadaan pembakaran permanen menghasilkan baik cahaya dan panas.

Bintang dan Planet
Kata 'bintang' (Najm) dalam
 Al-Qur'an (86: 3)
3
النَّجْمُ الثَّاقِبُ
3. (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,

 disertai dengan thaaqib kata sifat yang menunjukkan bahwa luka bakar dan mengkonsumsi sendiri karena menembus melalui bayang-bayang malam. Itu banyak kemudian menemukan bahwa bintang tubuh sorgawi menghasilkan cahaya mereka sendiri seperti matahari.
Dalam Al Qur'an, kata yang berbeda, Kawkab, digunakan untuk merujuk pada planet yang adalah benda langit yang memantulkan cahaya dan tidak menghasilkan cahaya sendiri seperti matahari.
"Kami telah menghiasi langit dengan ornamen, planet-planet." 
Qur'an, 37: 6
6
إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ
6. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang,

orbit
Hari ini, hukum yang mengatur sistem langit sudah dikenal. Galaksi seimbang dengan posisi bintang dan planet di orbit didefinisikan dengan baik, serta interaksi gaya gravitasi yang dihasilkan oleh massa dan kecepatan gerakan mereka. Tapi apakah ini tidak apa Al Qur'an menjelaskan dalam hal yang hanya menjadi dipahami di zaman modern. Dalam bab al-Ambiyaa kita menemukan:
"(Allah adalah) yang menciptakan malam, hari, matahari dan bulan.Masing-masing bepergian dalam orbit dengan gerakan sendiri "
Qur'an, 21:. 33
33
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

Kata Arab yang menyatakan gerakan ini adalah yasbahoon kata kerja yang berarti gagasan gerak yang dihasilkan oleh tubuh bergerak, apakah itu gerakan kaki seseorang yang berjalan di tanah, atau tindakan berenang di air. Dalam kasus sebuah benda angkasa, seseorang dipaksa untuk menerjemahkannya, menurut makna aslinya, seperti 'untuk bepergian dengan gerak sendiri.'
Dalam buku saya, The Bible, The Qur'an dan Sains, saya telah memberikan data ilmiah yang tepat sesuai dengan gerak benda langit.Mereka dikenal dengan baik untuk bulan, tetapi kurang dikenal secara luas untuk matahari.

The Day and Night
Deskripsi Alquran dari urutan siang dan malam akan, dalam dirinya sendiri, menjadi agak biasa kalau bukan karena fakta bahwa itu dinyatakan dalam istilah yang saat ini sangat tepat. Al-Qur'an menggunakan kawwara kata kerja dalam bab az-Zumar untuk menggambarkan jalan malam 'angin' atau 'kumparan' sendiri sekitar hari dan hari sekitar malam.
"Dia kumparan malam pada hari dan hari setelah malam." 
Qur'an, 39: 5
5
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ ۖ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ۖ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
5. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Makna asli dari kata kerja kis untuk kumparan serban di kepala. Ini adalah perbandingan benar-benar valid; namun pada saat Al Qur'an diturunkan, data astronomi yang diperlukan untuk membuat perbandingan ini tidak diketahui. Hal ini tidak sampai manusia mendarat di bulan dan mengamati bumi berputar pada porosnya, bahwa setengah gelap dari dunia muncul angin sendiri sekitar cahaya dan setengah cahaya muncul angin sendiri sekitar gelap.

The Solar Apex
Gagasan tempat menetap bagi matahari jelas diuraikan dalam bab Yaa Dilihat dari Al-Qur'an:
"Matahari berjalan kasar untuk tempat menetap Itu adalah keputusan dari Yang Maha Kuasa, All Mengetahui."
 Qur'an, 36:38
38
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
38. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
"Diselesaikan tempat" adalah terjemahan dari mustaqarr kata yang menunjukkan tempat yang tepat ditunjuk dan waktu. astronomi modern menegaskan bahwa tata surya memang bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan 12 mil per detik menuju titik yang terletak di konstelasi Hercules (alpha Lyrae) yang lokasinya tepat telah tepat dihitung. Para astronom bahkan telah memberikan nama, puncak surya.

Perluasan alam semesta
Bab ath-Thaariyaat Al-Qur'an juga tampaknya menyinggung salah satu penemuan paling mengesankan dari ilmu pengetahuan modern, ekspansi alam semesta.
"Saya membangun surga dengan kekuatan dan itu adalah saya, yang saya mengembangkannya."
 Qur'an, 51: 47
47
وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ
47. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa

Ekspansi alam semesta pertama kali diusulkan oleh teori relativitas umum dan didukung oleh perhitungan astrofisika. Gerakan teratur cahaya galaksi menuju bagian merah dari spektrum dijelaskan oleh penjauhan dari satu galaksi dari yang lain. Dengan demikian, ukuran alam semesta tampaknya semakin meningkat.

Conquest of Space
Di antara prestasi ilmu pengetahuan modern adalah "penaklukan" ruang yang telah menghasilkan mans perjalanan ke bulan. Prediksi acara ini pasti muncul dalam pikiran ketika kita membaca bab ar-Rahman dalam Al Qur'an:
"O perakitan jin dan manusia, jika Anda dapat menembus wilayah langit dan bumi, kemudian menembus mereka! Anda tidak akan menembus mereka kecuali dengan kewenangan. "
Qur'an, 55: 33
33
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا ۚ لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ
33. Hai jama´ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

Otoritas untuk melakukan perjalanan di ruang angkasa hanya bisa datang dari Pencipta hukum yang mengatur gerakan dan ruang.Seluruh bab Al-Qur'an ini mengajak umat manusia untuk mengakui kebaikan Allah.
GEOLOGI
Mari kita kembali ke bumi untuk menemukan beberapa dari banyak pernyataan yang menakjubkan yang terkandung dalam refleksi Alquran tentang planet kita sendiri. Mereka berurusan, tidak hanya dengan fenomena fisik yang diamati di bumi, tetapi juga dengan rincian mengenai organisme hidup yang menghuninya.
Seperti dalam kasus dari segala sesuatu yang telah kita bahas sejauh ini, kita akan melihat bahwa Al-Qur'an juga mengungkapkan konsep-konsep dalam bidang geologi yang jalan di depan mereka saat ini pada saat wahyu nya.
Pada titik ini, kita harus bertanya kepada diri sendiri pertanyaan berikut: Bagaimana bisa seorang pria tidak berpendidikan di tengah-tengah gurun akurat mengatasi begitu banyak dan seperti mata pelajaran bervariasi pada saat mitologi dan takhayul memerintah tertinggi? Bagaimana bisa dia begitu terampil menghindari setiap keyakinan yang terbukti benar-benar akurat berabad-abad kemudian?

Siklus air
Ayat-ayat yang berhubungan dengan sistem duniawi adalah kasus di titik. Saya telah mengutip sejumlah besar dari mereka dalam buku saya, The Bible, The Qur'an dan Sains, dan telah membayar perhatian khusus untuk orang-orang yang berhubungan dengan siklus air di alam. Ini adalah topik yang terkenal saat ini. Akibatnya, ayat-ayat dalam Al Qur'an yang mengacu pada siklus air tampaknya mengekspresikan ide-ide yang sekarang benar-benar jelas. Tetapi jika kita mempertimbangkan ide lazim pada waktu itu, mereka tampaknya lebih didasarkan pada mitos dan spekulasi filosofis dari fakta yang diamati, meskipun pengetahuan praktis yang berguna pada irigasi tanah terbaru pada periode itu.
Mari kita periksa, misalnya, ayat berikut dalam bab az-Zumar:
"Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah menurunkan hujan turun dari langit dan menyebabkan untuk menembus tanah dan timbul seperti mata air, maka Dia disebabkan tanaman warna yang berbeda untuk tumbuh ..." 
Qur'an, 39: 21
21
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَلَكَهُ يَنَابِيعَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ يُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَجْعَلُهُ حُطَامًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
21. Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

gagasan tersebut tampaknya cukup alami untuk kami hari ini, tapi kita tidak boleh lupa bahwa, tidak begitu lama lalu, mereka tidak lazim. Itu tidak sampai abad keenam belas, dengan Bernard Palissy, bahwa kita memperoleh gambaran yang koheren pertama dari siklus air. Sebelum ini, orang percaya bahwa perairan lautan, di bawah pengaruh angin, diusir ke arah interior benua. Mereka kemudian kembali ke lautan melalui jurang besar, yang, sejak saat Plato disebut Tartarus .Pada abad ketujuh belas, pemikir besar seperti Descartes masih percaya pada mitos ini. Bahkan di abad kesembilan belas masih ada orang-orang yang percaya pada teori Aristoteles bahwa air terkondensasi di gua-gua pegunungan yang sejuk dan membentuk danau bawah tanah yang makan air. Hari ini, kita tahu bahwa itu adalah infiltrasi air hujan ke dalam tanah yang bertanggung jawab untuk ini. Jika kita membandingkan fakta hidrologi modern dengan data yang ditemukan dalam berbagai ayat Al-Qur'an tentang hal ini, seseorang tidak dapat gagal untuk melihat tingkat yang luar biasa dari kesepakatan antara keduanya.

pegunungan
Dalam geologi, ilmu pengetahuan modern baru-baru ini menemukan fenomena lipat yang membentuk pegunungan. kerak bumi adalah seperti shell padat, sedangkan lapisan yang lebih dalam panas dan cairan, dan dengan demikian tidak ramah untuk segala bentuk kehidupan. Ini juga telah menemukan bahwa stabilitas pegunungan ini terkait dengan fenomena lipat. Proses pembentukan gunung oleh lipat melaju kerak bumi ke dalam lapisan bawah dan memberikan dasar untuk pegunungan.
Mari kita bandingkan ide-ide modern dengan satu ayat di antara banyak dalam Al-Qur'an yang berhubungan dengan subjek ini. Hal ini diambil dari bab an-Naba ':
"Bukankah Kami telah bumi hamparan dan gunung-gunung taruhannya?"
Qur'an, 78: 6-7
6
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا
6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?,

7
وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا
7. dan gunung-gunung sebagai pasak?,

Stakes (awtaad), yang didorong ke dalam tanah seperti yang digunakan untuk jangkar tenda, adalah pondasi dalam lipatan geologi.
Di sini, seperti dalam kasus semua topik lainnya disajikan, pengamat yang objektif bisa tidak gagal untuk melihat tidak adanya kontradiksi pengetahuan modern.

BIOLOGI
Lebih dari apa pun, aku terpana oleh pernyataan dalam Al-Qur'an berurusan dengan makhluk hidup, baik dalam kerajaan hewan dan sayuran, khususnya yang berkaitan dengan reproduksi. Kita harus benar-benar mencurahkan lebih banyak waktu untuk hal ini, tapi, karena ruang lingkup terbatas presentasi ini, saya hanya bisa memberikan beberapa contoh.
Aku harus sekali lagi menekankan fakta bahwa hanya di zaman modern bahwa kemajuan ilmiah telah membuat makna yang tersembunyi dari beberapa ayat Al-Qur'an dipahami kepada kami.Banyak terjemahan dan komentar pada Al-Qur'an telah dibuat oleh orang-orang terpelajar yang tidak memiliki akses ke pengetahuan ilmiah modern. Hal ini untuk alasan ini bahwa para ilmuwan menemukan beberapa penafsiran mereka tidak dapat diterima.
Ada juga ayat-ayat lain yang artinya jelas mudah dipahami, tapi yang menyembunyikan
makna ilmiah yang mengejutkan, untuk sedikitnya. Ini adalah kasus dari sebuah ayat dalam bab al-Ambiyaa, bagian dari yang telah dikutip:
"Apakah orang-orang kafir tidak menyadari bahwa langit dan bumi disatukan,
maka saya pisahkan antara keduanya dan saya jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Apakah mereka masih tidak percaya? 
"Qur'an, 21:30
30
أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Ini adalah penegasan yang dramatis dari gagasan modern yang asal usul kehidupan adalah air.

Botani
Kemajuan dalam botani pada saat Muhammad (S) tidak cukup maju di negara manapun bagi para ilmuwan untuk mengetahui bahwa tanaman memiliki kedua bagian pria dan wanita. Namun demikian, kita dapat membaca berikut dalam bab Taa Haa:
"(Allah adalah satu yang) diturunkan hujan dari langit dan dengan itu melahirkan berbagai tanaman berpasangan." 
Qur'an, 20:53
53
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَسَلَكَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْ نَبَاتٍ شَتَّىٰ
53. Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.

Hari ini kita tahu bahwa buah berasal dari tanaman yang memiliki karakteristik seksual bahkan ketika mereka datang dari bunga yang tidak dibuahi, seperti pisang. Dalam bab ar-Ra'd kita membaca sebagai berikut:
"... Dan dari semua buah-buahan (Allah) yang ditempatkan (di bumi) dua pasang."
 Qur'an, 13: 3

3
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا ۖ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ ۖ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
3. Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.


Fisiologi
Di bidang fisiologi, ada satu ayat yang muncul sangat signifikan bagi saya. Seribu tahun sebelum penemuan sistem peredaran darah, dan kira-kira tiga belas abad sebelum ditetapkan bahwa organ-organ internal dipelihara oleh proses pencernaan, sebuah ayat dalam Al Qur'an dijelaskan sumber konstituen susu, sesuai dengan fakta-fakta ilmiah.
Untuk memahami ayat ini, terlebih dahulu harus diketahui bahwa terjadi reaksi kimia antara makanan dan enzim di mulut, lambung dan usus melepaskan nutrisi dalam bentuk molekul yang kemudian diserap ke dalam sistem peredaran darah melalui proyeksi mikroskopis yang tak terhitung jumlahnya dari dinding usus yang disebut vili . Darah dalam sistem peredaran darah kemudian mengangkut nutrisi ke seluruh organ tubuh, di antaranya adalah kelenjar susu penghasil susu.
proses biologis ini harus pada dasarnya dipahami, jika kita memahami sebuah ayat dalam Al Qur'an yang selama berabad-abad menimbulkan tafsiran yang benar-benar tidak bisa dimengerti.
Hari ini tidak sulit untuk melihat mengapa! Ayat ini diambil dari bab an-Nahl:
"Sesungguhnya, pada sapi ada pelajaran bagi yon. Saya memberikan minum dari perut mereka, datang dari hubungannya antara isi dicerna (usus) dan darah, susu murni dan menyenangkan bagi orang yang meminumnya.
 "Qur'an, 16:66

66
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
66. Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.

Konstituen susu yang disekresikan oleh kelenjar susu yang dipelihara oleh produk dari pencernaan makanan yang dibawa kepada mereka oleh aliran darah. Kejadian awal yang menetapkan seluruh proses dalam gerakan adalah gabungan dari isi usus dan darah pada tingkat dinding usus itu sendiri.
Konsep yang sangat tepat ini adalah hasil dari penemuan yang dibuat dalam kimia dan fisiologi sistem pencernaan lebih dari seribu tahun setelah masa Nabi Muhammad (S).

EMBRIOLOGI
Ada banyak laporan dalam Al-Qur'an tentang masalah reproduksi manusia yang merupakan tantangan bagi embriologi mencari penjelasan manusia untuk mereka. Itu hanya setelah kelahiran ilmu-ilmu dasar yang memberikan kontribusi untuk pengetahuan kita tentang biologi dan penemuan mikroskop, bahwa manusia mampu memahami kedalaman pernyataan-pernyataan Al-Qur'an. Itu tidak mungkin bagi manusia yang hidup pada abad ketujuh awal telah secara akurat mengungkapkan ide-ide tersebut. Tidak ada yang menunjukkan bahwa orang-orang di Timur Tengah dan Saudi tahu apa-apa tentang hal ini dari orang yang tinggal di Eropa atau di tempat lain. Hari ini, ada banyak Muslim, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan alam, yang telah mengakui kesamaan menakjubkan antara ayat-ayat Al-Qur'an yang berhubungan dengan reproduksi dan pengetahuan ilmiah modern.
Saya akan selalu ingat komentar dari seorang Muslim delapan belas tahun, dibesarkan di Arab Saudi, mengomentari referensi untuk reproduksi manusia seperti yang dijelaskan dalam Al Qur'an. Dia menunjuk Al-Qur'an dan berkata, "Buku ini memberikan kita dengan semua informasi penting pada subjek. Ketika saya masih di sekolah, guru saya digunakan Al-Qur'an untuk menjelaskan bagaimana anak-anak lahir. buku Anda di seks-pendidikan agak terlambat di tempat kejadian! "
Jika saya harus menghabiskan selama pada semua rincian reproduksi yang terkandung dalam Al-Qur'an, sebagai manfaat subjek, pamflet ini akan menjadi sebuah buku. Penjelasan linguistik dan ilmiah rinci saya telah diberikan dalam Alkitab, Al-Qur'an dan Sains yang cukup bagi orang yang tidak berbahasa Arab atau tahu banyak tentang embriologi untuk dapat memahami makna dari ayat-ayat tersebut dalam terang ilmu pengetahuan modern secara lebih mendalam.
Hal ini khususnya di bidang embriologi bahwa perbandingan antara keyakinan hadir pada saat diturunkannya Al Quran dan data ilmiah modern, membuat kita kagum pada tingkat kesepakatan antara pernyataan Al-Qur'an dan pengetahuan ilmiah modern. Belum lagi total tidak adanya acuan dalam Al-Qur'an dengan ide-ide keliru yang lazim di seluruh dunia pada saat itu.

Pemupukan
Mari kita mengisolasi, dari semua ayat-ayat ini, ide-ide yang tepat tentang kompleksitas air mani dan fakta bahwa jumlah yang sangat kecil diperlukan untuk memastikan pembuahan. Dalam bab al-Insaan Al-Qur'an menyatakan:
"Sesungguhnya, Aku menciptakan manusia dari sejumlah kecil cairan bercampur." 

Qur'an, 76: 2

Kata nutfah Arab telah diterjemahkan sebagai "jumlah kecil". Ini berasal dari kata kerja yang berarti 'untuk menggiring bola, untuk menetes' dan digunakan untuk menggambarkan apa yang tersisa di bagian bawah ember yang telah dikosongkan. Ayat ini benar menyiratkan bahwa pemupukan dilakukan oleh hanya volume yang sangat kecil cairan.
Di sisi lain, cairan bercampur (amshaaj) telah dipahami oleh komentator awal untuk merujuk pada campuran pembuangan pria dan wanita. penulis modern telah dikoreksi pandangan ini dan perhatikan bahwa sperma terdiri dari berbagai komponen.
Ketika pembicaraan Qur'an dari cairan pemupukan terdiri dari komponen yang berbeda, juga memberitahu kita bahwa keturunan manusia akan terbentuk dari sesuatu yang diekstrak dari cairan ini.Ini adalah makna dari ayat berikut dalam bab as-Sajdah:
"Kemudian Dia membuat [manusia] keturunan dari esensi cairan hina." 

Qur'an, 32: 8

Kata Arab yang diterjemahkan dengan istilah 'esensi' adalah sulaalah yang berarti 'sesuatu yang diekstrak, bagian terbaik dari hal'. Dengan cara itu diterjemahkan apapun, mengacu pada bagian dari keseluruhan. Dalam kondisi normal, hanya satu sel tunggal, spermatozoon, dari lebih dari 50 juta ejakulasi oleh seorang pria selama hubungan seksual sebenarnya akan menembus ovula.

Penanaman
Setelah telur telah dibuahi di tuba falopi, itu turun untuk mengajukan sendiri di dalam rahim. Proses ini disebut 'implantasi telur'.Implantasi adalah hasil pengembangan dari villosities, yang, seperti akar di dalam tanah, menarik makanan dari dinding rahim dan membuat telur harfiah melekat pada rahim. Proses implantasi tepat dijelaskan dalam beberapa ayat dengan kata 'alaq, yang juga merupakan judul bab di mana salah satu ayat muncul:
"Allah kuno manusia dari badan kemelekatan."

 Qur'an, 96: 2

Saya tidak berpikir ada terjemahan yang wajar dari kata 'Alaq selain menggunakannya dalam arti aslinya. Ini adalah kesalahan untuk berbicara dari 'gumpalan darah' di sini, yang merupakan istilah Profesor Hamidullah menggunakan dalam terjemahan. Ini adalah arti derivatif yang tidak sesuai dalam konteks ini.

Embrio
Evolusi embrio dalam rahim ibu hanya singkat dijelaskan, tapi deskripsi akurat, karena kata-kata sederhana mengacu itu sesuai persis dengan tahapan fundamental dalam pertumbuhannya. Ini adalah apa yang kita baca dalam ayat dari pasal al-Mu'minoon:
"Saya kuno entitas kemelekatan menjadi benjolan mengunyah daging dan saya kuno daging dikunyah ke dalam tulang dan saya berpakaian tulang dengan daging utuh."

 Qur'an, 23:14

Istilah 'daging dikunyah' (mudghah) sesuai persis dengan penampilan embrio pada tahap tertentu dalam perkembangannya.
Hal ini diketahui bahwa tulang mengembangkan dalam massal ini dan bahwa mereka kemudian ditutup dengan otot. Ini adalah makna dari istilah 'utuh daging' (lahm).
embrio melewati tahap di mana beberapa bagian dalam proporsi dan lain-lain di luar proporsi dengan apa yang kemudian menjadi individu. Ini adalah arti yang jelas dari ayat dalam pasal al-Hajj, yang berbunyi sebagai berikut:
". Saya kuno (manusia) entitas kemelekatan, maka menjadi segumpal daging dalam proporsi dan keluar dari proporsi" 

Qur'an, 22: 5.

Selanjutnya, kita memiliki referensi untuk penampilan indra dan organ dalam bab as-Sajdah:
"... Dan (Allah) memberi Anda telinga, mata dan hati." 

Qur'an, 32: 9

Tidak ada di sini bertentangan data hari ini dan, lebih jauh lagi, tidak ada ide-ide keliru waktu telah merayap ke dalam Al-Qur'an. Sepanjang Abad Pertengahan ada berbagai keyakinan tentang pembangunan manusia berdasarkan mitos dan spekulasi yang terus selama beberapa abad setelah periode tersebut. Tahap yang paling mendasar dalam sejarah embriologi datang pada tahun 1651 dengan pernyataan Harvey bahwa "semua kehidupan awalnya berasal dari telur". Pada saat itu, ketika ilmu pengetahuan telah mendapatkan banyak manfaat dari penemuan mikroskop, orang-orang masih berdebat tentang peran masing-masing dari telur dan spermatozoon. Buffon, naturalis besar, adalah salah satu dari mereka mendukung theory.Bonnet telur, di sisi lain, mendukung teori 'ovarium Hawa', yang menyatakan bahwa Hawa, ibu dari umat manusia, yang-seharusnya untuk memiliki dalam dirinya benih-benih semua manusia dikemas bersama-sama satu di dalam yang lain.

Alkitab, QUR'AN DAN ILMU
Kita sekarang telah sampai pada topik terakhir yang saya ingin hadir dalam pamflet singkat ini: itu adalah
perbandingan antara pengetahuan modern dan ayat-ayat dalam Al Qur'an yang juga disebut dalam Alkitab.

Penciptaan
Kami telah menemukan beberapa kontradiksi antara kitab suci dan ilmu pengetahuan tentang penciptaan alam semesta. Ketika berhadapan dengan topik itu, saya menekankan perjanjian yang sempurna antara pengetahuan modern dan ayat-ayat dalam Al Qur'an, dan menunjukkan bahwa narasi Alkitab berisi pernyataan yang secara ilmiah tidak dapat diterima. Hal ini tidak mengherankan jika kita menyadari bahwa narasi dari penciptaan yang terkandung dalam Alkitab adalah karya imam hidup di abad keenam SM, maka 'imamat' (imam) narasi istilah resmi digunakan untuk merujuk ke sana. Narasi tampaknya telah dipahami sebagai tema khotbah yang dirancang untuk menasihati orang untuk mengamati hari Sabat.narasi dibangun dengan akhir yang pasti dalam pandangan, dan sebagai Bapa de Vaux (mantan Kepala Sekolah Alkitab Yerusalem) telah mencatat, tujuan ini pada dasarnya legalis dalam karakter.
Alkitab juga berisi narasi yang lebih pendek dan lebih tua dari Penciptaan, yang disebut 'Yahvist' versi, yang mendekati subjek dari sudut yang sama sekali berbeda. Mereka berdua diambil dari Kejadian, kitab pertama dari Pentateukh atau Taurat. Musa seharusnya telah penulisnya, tapi teks yang kita miliki saat ini telah mengalami banyak perubahan.
Narasi imamat Kejadian terkenal silsilah aneh nya, yang kembali ke Adam, dan yang tak seorang pun sangat serius. Namun demikian, penulis Injil seperti Matius dan Lukas telah direproduksi mereka, lebih atau kurang kata demi kata, dalam silsilah mereka dari Yesus.Matthew kembali sejauh Abraham, dan Luke untuk Adam. Tulisan-tulisan ini secara ilmiah tidak dapat diterima, karena mereka menetapkan tanggal untuk usia dunia dan saat manusia muncul di Bumi, yang paling jelas bertentangan dengan apa yang ilmu pengetahuan modern telah mapan. Al-Qur'an, di sisi lain, benar-benar bebas dari tanggal semacam ini.
Sebelumnya, kita mencatat bagaimana sempurna Qur'an setuju dengan ide-ide modern tentang pembentukan alam semesta. Di sisi lain, narasi Bibel perairan primordial hampir tidak, juga bukan penciptaan cahaya pada hari pertama sebelum penciptaan bintang-bintang yang menghasilkan cahaya ini; keberadaan malam dan pagi sebelum penciptaan bumi; penciptaan bumi pada hari ketiga sebelum itu matahari di keempat; penampilan binatang dari bumi pada hari keenam setelah munculnya burung di udara pada hari kelima, meskipun mantan datang pertama. Semua pernyataan ini adalah hasil dari keyakinan lazim pada saat teks ini ditulis dan tidak memiliki arti lain.

Usia Bumi
Adapun silsilah Alkitab yang membentuk dasar dari kalender Yahudi dan menegaskan bahwa saat ini dunia berusia 5738 tahun, ini tidak diterima baik. tata surya kita mungkin menjadi empat dan seperempat miliar tahun, dan munculnya manusia di bumi, seperti yang kita kenal saat ini, dapat diperkirakan puluhan ribu tahun, jika tidak lebih. Hal ini mutlak penting, karena itu, untuk dicatat bahwa Al-Qur'an tidak mengandung indikasi seperti usia dunia, dan bahwa ini adalah khusus untuk teks Alkitab.

Banjir
Ada subjek yang sangat signifikan kedua perbandingan antara Alkitab dan Alquran; deskripsi dari banjir. Dalam kenyataannya, narasi Alkitab merupakan perpaduan dari dua deskripsi di mana peristiwa terkait berbeda. Alkitab berbicara tentang banjir universal dan menempatkannya sekitar 300 tahun sebelum Abraham.
Menurut apa yang kita ketahui dari Abraham, ini akan berarti bencana yang universal sekitar dua puluh satu atau dua puluh dua abad SM Kisah ini akan dipertahankan, dalam pandangan data historis yang tersedia saat ini. Bagaimana kita bisa menerima gagasan bahwa, dalam dua puluh satu atau dua puluh dua abad SM, semua peradaban itu dihapus dari muka bumi oleh bencana universal, ketika kita tahu bahwa periode ini bersesuaian, misalnya, untuk satu sebelumnya Kerajaan Tengah di Mesir, pada kira-kira tanggal periode Perantara pertama sebelum dinasti kesebelas? Hal ini secara historis tidak dapat diterima untuk mempertahankan itu, saat ini, manusia benar-benar dihapuskan. Tak satu pun dari laporan sebelumnya diterima sesuai dengan pengetahuan modern. Dari sudut pandang ini, kita dapat mengukur kesenjangan besar memisahkan Alkitab dari Al-Qur'an.
Berbeda dengan Alkitab, narasi yang terkandung dalam Al-Qur'an berkaitan dengan bencana yang terbatas kepada orang-orang Nuh.Mereka dihukum karena dosa-dosa mereka, seperti orang durhaka lainnya. Al-Qur'an tidak memperbaiki bencana dalam waktu. Sama sekali tidak ada keberatan sejarah atau arkeologi untuk narasi dalam Al Qur'an.

Firaun
Titik ketiga perbandingan, yang sangat signifikan, adalah kisah Musa, dan terutama Keluaran dari Mesir dari Ibrani. Di sini saya hanya bisa memberikan account yang sangat dikompresi dari sebuah penelitian tentang hal ini yang muncul dalam buku saya. Saya telah mencatat poin di mana narasi Alkitab dan Alquran setuju dan tidak setuju, dan saya telah menemukan titik di mana dua teks saling melengkapi dalam cara yang sangat berguna.
Di antara banyak hipotesis, tentang sejarah kerangka waktu yang diduduki oleh Exodus dalam sejarah firaun, saya telah menyimpulkan bahwa kemungkinan besar adalah teori yang membuat Merneptah, penerus Ramses II, Firaun Keluaran. Perbandingan data yang terdapat dalam Kitab Suci dengan bukti arkeologis sangat mendukung hipotesis ini. Saya senang bisa mengatakan bahwa narasi Alkitab kontribusi bukti berbobot memimpin kita untuk menempatkan Musa dalam sejarah firaun. Musa mungkin lahir pada masa pemerintahan Ramses II. Data Alkitab. Oleh karena itu nilai sejarah yang cukup dalam kisah Musa. Sebuah studi medis mumi Merneptah telah menghasilkan informasi yang berguna lebih lanjut tentang kemungkinan penyebab kematian ini firaun. Fakta bahwa kita memiliki mumi Firaun ini adalah salah satu yang sangat penting. Alkitab mencatat bahwa Firaun ditelan laut, tetapi tidak memberikan rincian apapun seperti apa kemudian menjadi mayat nya. Al-Qur'an, dalam bab Yoonus, mencatat bahwa tubuh Firaun akan diselamatkan dari perairan:
"Hari ini saya akan menyimpan mayat Anda sehingga Anda dapat menjadi tanda bagi orang-orang yang datang setelah Anda."

 Qur'an, 10:92

Pemeriksaan medis mumi ini, telah, menunjukkan bahwa tubuh tidak bisa tinggal di dalam air untuk waktu yang lama, karena tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat perendaman berkepanjangan. Di sini sekali lagi, perbandingan antara narasi dalam Al-Qur'an dan data yang diberikan oleh pengetahuan modern tidak menimbulkan keberatan sedikit pun dari sudut pandang ilmiah.
poin seperti perjanjian merupakan karakteristik dari wahyu Qur'an.Tapi, apakah kita membuang wahyu Yahudi-Kristen dalam mendiskreditkan dan merampas semua nilai intrinsiknya dengan menekankan kesalahan seperti yang terlihat dari sudut pandang ilmiah? Saya pikir bukan karena kritik tersebut tidak ditujukan pada teks secara keseluruhan, tetapi hanya pada bagian-bagian tertentu.Ada bagian dari Alkitab yang memiliki nilai sejarah yang tak diragukan. Saya telah menunjukkan bahwa dalam buku saya, The Bible, The Qur'an dan Sains, di mana saya membahas ayat-ayat yang memungkinkan kita untuk menemukan Musa di waktu.
Penyebab utama yang membawa perbedaan seperti muncul dari perbandingan antara Kitab Suci dan pengetahuan modern dikenal sarjana modern. Perjanjian Lama merupakan kumpulan karya sastra yang dihasilkan selama sekitar sembilan abad dan yang telah mengalami banyak perubahan. Bagian yang dimainkan oleh laki-laki dalam komposisi sebenarnya dari teks-teks Alkitab cukup besar.
Wahyu Qur'an, di sisi lain, memiliki sejarah yang secara radikal berbeda. Seperti yang telah kita lihat, dari saat itu commto pertama manusia, itu dipelajari dengan hati dan ditulis selama hidup Muhammad sendiri. Hal ini berkat fakta ini bahwa Alquran tidak menimbulkan masalah keaslian.
Pemeriksaan sepenuhnya obyektif dari Al-Qur'an, dalam terang pengetahuan modern, membawa kita untuk mengenali kesepakatan antara dua, sebagaimana telah dicatat pada kesempatan ulang seluruh presentasi ini.
Itu membuat kita anggap itu cukup terpikirkan untuk seorang pria waktu Muhammad telah penulis laporan tersebut, karena keadaan pengetahuan di zamannya. pertimbangan tersebut adalah bagian dari apa yang memberi wahyu Alquran tempat yang unik di antara teks-teks agama dan non-agama, dan memaksa ilmuwan berimbang mengakui ketidakmampuannya untuk memberikan penjelasan berdasarkan hanya pada penalaran materialistis.
fakta seperti saya telah memiliki kesenangan mengekspos kepada Anda di sini, tampaknya merupakan tantangan yang tulus untuk penjelasan manusia hanya menyisakan satu alternatif: Al-Qur'an tidak diragukan lagi wahyu dari Allah.