Penuntun Jiwa: PENGERTIAN ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jamaah)

Rabu, 07 Februari 2018

PENGERTIAN ASWAJA (Ahlus Sunnah Wal Jamaah)

Dalam istilah masyarakat Indonesia, ASWAJA merupakan akronim dari Ahlus Sunnah Wal Jamaa'ah. ada tiga kata yg membentuk kalimat tersebut:

1. AHLI, berarti keluarga, golongan atau pengikut.

2. AS-SUNNAH, yaitu segala sesuatu yg datang dari Kanjeng Nabi Muhammad Saw. yang berupa perbuatan, ucapan, dan pengakuan Kanjeng Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam

3. AL-JAMAA'AH, yaitu apa yg disepakati oleh para sahabat Rosulullah pd masa Khulafaur Rosyidin (Abu Bakar, Umar bin Khottob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib)

Kata Al-Jamaa'ah ini diambil dari sabda Kanjeng Nabi Muhammad saw: "Barangsiapa yang ingin mendapatkan kehidupan yg damai di surga, maka hendaklah ia mengikuti al-Jama'ah 

(HR. Tirmidzi dan Hakim, hadits shohih menurut al-Dzahabi)
Syekh Abdul Qodir al-Jaelani (471-561 H) menjelaskan:
"Al-Sunnah adl apa yg telah diajarkan oleh Rosulullah saw. (meliputi ucapan, perilaku, serta ketetapan beliau). Sedangkan al-Jama'ah adalah segala sesuatu yg telah menjadi kesepakatan para sahabat Nabi saw. pada masa Khulafaur Rosyidin yang empat, yg telah diberi hidayah (mudah-mudahan Allah memberi rahmat kpd mereka semua) (Al-Ghunyah li Tholibi Thoriq al-Haqq, Juz 1, hal 80)

Lebih jelas lagi Hadlratus syekh KH. Hasyim Asy'ari (1287-1336 H) menyebutkan dalam kitabnya Zidayat Ta'liqot hal. 23-24, sebagai berikut:

"Adapun Ahlussunnah wal Jama'ah adalah kelompok ahli tafsir, ahli hadits dan ahli fiqh. Merekalah yg mengikuti dan berpegang teguh dg sunnah Nabi saw. dan sunnah Khulafaur Rosyidin sesudahnya. Mereka adalah kelompok yg selamat (al-Firqoh al-Najiyah). 

Mereka mengatakan:"Bahwa kelompok tersebut sekarang ini terhimpun dalam madzhab yang empat, yaitu madzhab Hanafi, Syafii, Maliki dan Hanbali."

Pada hakikatnya ajaran Kanjeng Nabi saw. dan para sahabatnya tentang aqidah itu sudah termaktub dalam al-Qur'an dan Sunnah. Akan tetapi masih berserakan dan belum tersusun secara sistematis. Baru pada masa setelahnya, ada usaha dari ulama' Ushuluddin besar yaitu Imam Abu Hasan al-Asy'ari yg lahir di Bashra tahun 260 H dan wafat tahun 324 H, juga Imam Abu Mansur al-Maturidi yg lahir di Maturidi, Samarkand, Uzbekistan, dan wafat tahun 333 H, Ilmu Tauhid dirumuskan secara sistematis agar mudah dipahami.

Kedua ulama' tersebut menulis kitab2 yg cukup banyak. Imam al-Asy'ari misalnya, menulis Kitab Al-Ibanah 'An Ushul Ad-Diniyah, Maqolat Al-Islamiyyin, dll. Sedangkan Imam Al-Maturidi menulis Kitab Al-Tauhid, Ta'wilat Ahl As-Sunnah, dll. Karena jasa yg besar dari kedua ulama' tersebut, sehingga penyebutan Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah selalu dikaitkan dengan kedua ulama' tersebut.

Sayyid Murtadha al-Zabidi mengatakan:
"Jika disebut Ahlus Sunnah wal Jama'ah, maka yg dimaksud adlh para pengikut Imam Al-Asy'ari dan Imam Al-Maturidi
(Ithaf al-Sadah al-Muttaqin, juz 2 hal. 6)

Pesantren-pesantren di Indonesia secara umum mengajarkan Ilmu Tauhid menurut rumusan Imam Al-Asy'ari dan Imam Al-Maturidi dengan menggunakan kitab yg lebih sederhana dan ditulis oleh para pengikut kedua Imam tersebut, seperti kitab Kifayatul 'Awam, Ummul Barohain, 'Aqidatul 'Awam, dll.

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah bukanlah aliran baru yang muncul sebagai reaksi dari beberapa aliran yg menyimpang dari ajaran Islam yg sebenarnya. 

Tetapi Ahlus Sunnah wal Jamaa'ah adalah Islam yang murni sebagaimana yg diajarkan Kanjeng Nabi saw. dan sesuai dg apa yg telah digariskan dan diamalkan oleh para sahabatnya.

Demikian sekelumit tentang Ahlus Sunnah Wal Jamaa'ah.
Semoga ada manfaatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar