Penuntun Jiwa: Janganlah Iri Dengan Kehidupan Orang Lain

Kamis, 06 April 2017

Janganlah Iri Dengan Kehidupan Orang Lain

Assalamu'alaikum
warahmatullahi
wabarakatuh




Aku melihat hidup orang lain begitu nikmat, ternyata ia hanya menutupi kekurangannya tanpa berkeluh kesah..

Aku melihat hidup teman-temanku tak ada duka dan kepedihan, yang ada hanya kegembiraan, ternyata ia hanya pandai menutupi dengan mensyukuri..

Aku melihat hidup saudaraku tenang dan damai tanpa ujian, ternyata ia begitu menikmati badai hujan dalam kehidupannya..

Aku melihat hidup sahabatku begitu sempurna, seakan tidak ada kekurangan apapun, ternyata ia hanya berbahagia menjadi apa adanya..

Aku melihat hidup tetanggaku beruntung, seakan tidak pernah merugi, ternyata ia selalu tunduk pada Alloh untuk bergantung kepada-Nya..

Setiap hari aku belajar meraba-raba, memahami dan mengamati setiap hidup orang yang aku temui..

Ternyata aku-lah yang kurang mensyukuri segala nikmat dan karunia yang Engkau berikan.. ya Allah..

Bahwa di belahan dunia lain masih banyak orang-orang yang belum seberuntung yang aku miliki saat ini....

Dan satu hal yang aku ketahui, bahwa Allohu Rabbi tak pernah mengurangi ketetapan-Nya.

Hanya aku lah yang masih saja merasa serba kekurangan serta mengkufuri nikmat suratan takdir Ilahi...

Maka aku merasa tidak perlu iri hati dengan rezeki orang lain..
Mungkin aku tak tahu dimana rezekiku..

Tapi rezekiku tahu dimana diriku..

Dari lautan biru dan gunung, dari atas langit serta dari dalam bumi, Alloh Ta'ala telah memerintahkannya menuju kepadaku...
Alloh Ta'ala telah menjamin rezekiku, sejak 4 bulan 10 hari aku dalam kandungan ibuku..

Amatlah keliru bila bertawakkal rezeki dimaknai dari hasil bekerja..

Karena bekerja adalah ibadah, sedang rezeki itu urusan-Nya..
Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin-Nya, adalah kekeliruan berganda..

Manusia membanting tulang, demi angka-angka yang kita hitung sebagai simpanan gaji, yang mungkin esok akan ditinggal mati..

Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang telah dinikmatinya..

Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita, Alloh menaruh sekehendak-Nya..

Diulang bolak balik 7x shafa dan marwa, tapi zamzam justru muncul dari kaki sang bayi, Ismail a.s.

Ikhtiar itu perbuatan..

Rezeki itu kejutan..

Dan yang tidak boleh dilupakan, tiap hakekat rezeki akan ditanya kelak..

"Darimana dan digunakan untuk apa"


Allah berfirman, yang artinya :

"pada hari ini tidak ada yang teraniaya sedikitpun dan seorangpun tidak mendapat balasan, melain-kan sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan".[QS. Yaasiin: 54]

Karena rezeki hanyalah"hak pakai", bukan"hak milik".

Maka, aku tidak boleh merasa iri pada rezeki orang lain.

Bila aku iri pada rezeki orang, sudah seharusnya aku juga harus iri pada takdir kematiannya....

astaghfirullaahal'adzim ...

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba yang hina ini...

Untaian kalimat"ini sejujurnya ditujukan untuk diri saya sendiri yang masih berupaya menata hati.


wassalamu'alaikum
warahmatullahi
wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar