Kuas penyempurna dan pemikat hasrat telah di depan mata bahkan tersentuh tangan, tetapi tetap saja permainan syahwat lebih menarik untuk terus dipuja..
Tiupan angin pembawa suara dari lantunan ayat suci mengalir lembut merayap menelusuri gendang telinga, namun hatiku yang rapuh tak mampu tuk bersimpuh..
Padahal diantara sejuta helai rambut yang hitam dan tergerai, telah tumbuh lembaran sinar putih membentuk lampu mercuri dan mengibaskan sayapnya pada sajadah-sajadah doa yang terhampar,
dan meliak-liuk mengikuti irama dari gerak tubuh yang sedang berusaha menggapai tempat sujud walau dengan keterpaksaan..
Makna suci yang seharusnya tersalin rapi dalam sanubari, nyatanya hanya permisi berlalu begitu saja tanpa pernah mau menyelimuti nurani..
Bahkan walau lidah dengan lincahnya mampu mengeja huruf yang patah, dan isi kepala dengan kuatnya mencetak bentuk hafalan...
Tetapi tetap saja semuanya tak berfungsi serta tak kuasa menyadarkan jiwa yang terhempas dalam kemunafikan dan terjerat lilitan kelalaian...
Hanya sesekali ratapan dan kesedihan yang terkadang menyadarkan diri untuk mengusap keringat yang mengembun pada pori-pori, ketika harga diri tak berfungsi...
Pada akhirnya hanya penyesalan tiada arti dari kesadaran yang mumpuni tuk berusaha mendekatkan diri pada Ilahi Rabbi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar