Penuntun Jiwa: Shadaqoh Tidak Perlu Menunggu Kaya

Minggu, 06 Mei 2018

Shadaqoh Tidak Perlu Menunggu Kaya

Mbah Man Lasem tentang sedekah

Lasem rembang jateng terkenal sebagai gudangnya ulama besar, sederet nama kiai besar seperti Mbah Ma'sum, Mbah Baidlowi, Syeh Masduqi dll adalah buktinya.

Adalah pak Abdurrahman atau Mbah Man asal bagelen Solo yg menjadi tukang sapu di pasar Lasem. Bealau wali mastur yang konon mencapai maqom Wali Fana' sebagaimana Mbah 'Ud pagerwojo sidoarjo, Syeh Siti Jenar dan al Hallaj.

Kesehariannya amat sangat sederhana, seringkali tiap pagi beliau mengumpulkan jatuhan buah sawo dan membersihkannya lalu memberikannya kepada anak santri. Ternyata shadaqoh tidak perlu nunggu kaya.

Adakalanya beliau menyuruh santri membersihkan kasur dipannya sambil bilang;

"Cung,, tolong kasurnya di jemur sana, tapi kutunya  jangan di bunuh, kembalikan lagi kutunya ya,, kasihan, biar bisa mbangunin aku shalat malam"

Suatu hari beberapa pedagang dipasar minta tolong pada Mbah Man agar besok sebelum menjelang Shubuh, dagangan-2 mereka sudah diantarkan kepasar Lasem. Dan kebetulan sekali waktu dan jam yang diminta beberapa pedagang itu sama dan berbarengan.

Ketika menjelang Tarhim para pedagang kaget karena dagangan mereka telah sampai dan ditata rapi oleh Mbah Man. Hal ini menimbulkan kecurigaan meraka kepada sosok Mbah Man, padahal jarak rumah mereka lumayan jauh, dan mereka meyakini bahwa Mbah Man bukanlah orang sembarangan

Setelah terbongkar kedok kewaliannya, ba'da subuh beliau duduk bersandar di bawah pohon mangga depan pondok Kyai Baidhowy Lasem ( mertua dari Syaikhina Maemoen Zubeir, Sarang ) dan berdoa kepada Alloh agar segera diwafatkan, selepas itu beliau sujud dan menghembuskan nafas terakhirnya.

Oleh:  Ahmad M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar