Lihatlah, bahwa terangnya siang dengan panasnya terik matahari ternyata tidak kan pernah mampu menyelinap untuk termenung pada sudut-sudut gelapnya malam, apalagi sampai membakar dinginnya malam yang larut.
Bahkan gelapnya warna langit yang dipantulkan oleh tarian-tarian awan mendung yang penuh dengan kegelisahan belum tentu berlaku bahwa saat itu dia akan menangis tuk meneteskan air hujan.
Dan rasakan juga bahwa air hujanpun biasanya tidak sampai berpanjangan, karena pasti akan segera hanya meninggalkan gerimis yang selalu setia menjadi penyejuk dari panasnya matahari sampai akhirnya menemukan waktu yang tepat untuk meredakan diri.
Begitulah kehidupan manusia, bahwa kesenangan dan kebahagiaan orang lain tidak akan mampu untuk menghentikan dan menghalau kesusahan dan kesedihan yang sedang kita rasakan, tetapi walau dirundung susah dan kesedihan tidak mesti kan selalu berkepanjangan.
Perasaan senang dan bahagia pun tidak berlaku, bahwa dia akan datang dengan begitu gagah untuk menghibur dan menyapa hati seseorang di setiap waktu.
Tetapi waktu yang berlalu tidak mungkin mampu untuk kita cegah, bila datangnya ternyata hanya untuk membawa kesusahan. Dan juga tidak mungkin kita mampu membujuknya agar membawa kebahagiaan dan kedamaian seperti apa yang kita impikan.
maka janganlah putus harapan jika waktu-waktu yang selalu berputar menghampiri kita ternyata hanya sekedar menyampaikan cobaan dan ujian dengan meninggalkan bermacam kesedihan dan kesusahan. Karena pada gilirannya nanti kepastian waktu akan datangnya kesenangan dan kebahagiaan yang Allah berikan akan segera datang menghampiri dan menyelimuti kehidupan kita.
Tetapi ingat, bahwa ketika datangnya waktu ternyata membawa rasa senang dengan begitu banyak kenikmatan yang kita rasakan, maka janganlah terlena karena dengan berpuasa diri karena terlalu gembira, tetapi hendaknya sambutlah semua itu dengan mengucap syukur Alhamdulilah atas karunia yang Allah Subhanahuwata'ala telah berikan kepada kita.
Begitulah keadilah Tuhan kepada makhluk-makhluknya, yang sudah jelas kepastiannya, walau terkadang kita tak pernah menyadarinya, tetapi tak mungkin bisa dihindari.
Karena pada hakekatnya semua diciptakan berpasang-pasangan, ada malam pasti ada siang, perasaan senang dan susah, kebahagiaan dan kesedihan akan selalu berdampingan dan menunggu waktu untuk digilir-gilirkan.
Karena Ia kan datang silih berganti dengan sapaan yang tak disangkakan, dengan lambaian yang tidak terduga, semua akan berlaku sama terhadap kita. Maka harus dapat dicerna sebagai tanda bahwa ada yang menciptakan, sehingga harapan kepada Tuhan tidak ada putus-putusnya.
Di waktu senang janganlah terlena dengan berpuas diri, tetapi hendaklah mensyukuri dengan selalu ingat kepadaNya, sehingga di waktu susah akan ada harapan yang siap untuk ditumbuhkembangkan.
Dan semua berlaku sebagai pelajaran hidup bahwa hikmah dari apa yang telah kita rasakan agar supaya Tuhan selalu dikenang
Karena Tuhan adalah tempat bergantungnya harapan dan pengabul do'a-do'a bagi setiap insan yang benar-benar ingin mengerti akan makna arti kehidupan yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar